Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) masih terus menggencarkan ekspansi untuk memperkuat dan memperluas jaringannya. Emiten telekomunikasi ini menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 250 juta pada tahun ini.
Direktur FREN Antony Susilo mengungkapkan, hingga semester I-2020, realisasi capex di paruh pertama 2020 berkisar di angka US$ 170 juta - US$ 180 juta. Sehingga, masih ada sekitar US$ 70 juta - US$ 80 juta yang akan dibelanjakan pada paruh kedua ini.
Sebagian besar capex FREN dialokasikan untuk membangun base transceiver station (BTS). "Kami akan tetap melakukan ekspansi," kata Antony dalam public expose virtual, Jumat (14/8).
Baca Juga: Smartfren (FREN) masih cetak rugi meski pelanggan dan pendapatan naik, ini alasannya
FREN memang agresif dalam menambah BTS. Tercatat hingga akhir 2019 jumlah BTS perusahaan meroket 63,68% dari 19.000 unit pada 2018 menjadi 31.100 unit di 2019. Sepanjang paruh pertama tahun ini, FREN terus menggenjot pembangunan BTS, hingga kini mencapai 35.600 unit BTS.
Menurut Antony, alokasi dan rencana capex FREN tidak akan berubah. Namun, ada penyesuaian dengan mempertimbangkan pandemi Covid-19. Pasalnya dengan adanya peningkatan penggunaan (traffic data) selama masa Work From Home (WFH), ada sejumlah wilayah yang jaringannya perlu diperkuat.
"Jadi menyesuaikan dengan kebutuhan. Karena pandemi banyak yang WFH, kami melakukan alokasi, ada perubahan dari sisi topologi," sebutnya.
Lebih lanjut, Presiden Direktur FREN Merza Fachys mengatakan, ekspansi penguatan jaringan akan diprioritaskan di daerah-daerah yang traffic datanya mengalami lonjakan signifikan. Selanjutnya, FREN bakal melakukan ekspansi perluasan jaringan ke wilayah-wilayah yang membutuhkan layanan internet.
Kata dia, menjaga kualitas layanan sangat penting dilakukan pada masa sekarang. "Perubahan pola trafik selama pandemi sedang kami amati. Memang terpaksa mengubah rencana. Kami fokus pada daerah yang sekarang trafiknya menanjak bukan main, kami tak ingin membuat pelanggan kecewa," kata Merza tanpa merinci wilayah mana saja yang dimaksud.
Sebagai informasi, sepanjang periode semester I-2020, pelanggan FREN naik menjadi 26 juta pelanggan atau tumbuh 46,06% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Baca Juga: Ini alasan ARPU Smartfren Telecom (FREN) terus turun
Sejalan dengan itu, pendapatan FREN juga melesat 41,98% dibandingkan paruh pertama 2019, menjadi sebesar Rp 4,3 triliun. Sayangnya, kenaikan jumlah pelanggan dan pendapatan FREN belum mampu membawanya meraih laba bersih.
Pada semester I-2020, FREN masih menderita kerugian sebesar Rp 1,22 triliun, lebih tinggi dari kerugian semester I-2019 yang mencapai Rp 1,07 triliun. Namun, jika dibandingkan dengan total rugi di akhir tahun lalu, angka kerugiannya memang terus tergerus.
Menurut Antony, pada tahun ini target yang dibidik FREN pun tak muluk-muluk, yakni untuk memperkecil kerugian. "Dari tahun ke tahun kami berusaha menekan kerugian. Tahun lalu kami sudah berhasil menekan kerugian. Tahun ini kami sama, targetnya masih berusaha buttom line makin mengecil ruginya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News