Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah dikabarkan sudah menunjuk holding industri pertambangan BUMN, yakni MIND ID (dulu bernama Inalum) untuk menyerap 20% divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO, anggota indeks Kompas100). Manajemen INCO pun buka suara terkait dengan kelanjutan proses tersebut.
Direktur Keuangan INCO Bernardus Irmanto mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang melakukan pembicaraan dengan MIND ID, dan akan intensif dibahas pada pekan ini. "Intinya akan ada diskusi minggu ini," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (8/10).
Baca Juga: Tertekan harga, produksi batubara tahun ini diprediksi mencapai 530 juta ton
Hanya saja, Bernardus masih enggan untuk membuka poin-poin apa saja yang akan dibicarakan dalam pembahasan tersebut. "Pembicaraan sedang berlangsung, kami tidak bisa menginformasikan hal-hal yang sedang dibicarakan sampai benar-benar selesai," sambung Bernardus.
Yang jelas, Bernardus menegaskan bahwa pembahasan itu tidak hanya akan berkutat pada kesepakatan nilai valuasi saja, melainkan pada berbagai hal yang nantinya akan dituangkan dalam sebuah kesepakatan.
"Banyak hal yang harus dibicarakan, dan bukan hanya terkait dengan valuasi. Semua hal yang dibicarakan akan menjadi satu kesatuan utuh yang nantinya akan dituangkan dalam sebuah kesepakatan," terangnya.
Bernardus berharap, pembahasan tersebut bisa menghasilkan kesepakatan yang positif dan adil untuk semua pihak terkait. "Kita mengharapkan pembicaraan bisa berlangsung dengan baik," imbuh Bernardus.
Sayangnya, hingga tulisan ini dibuat, Direktur Utama MIND ID Budi Gunadi Sadikin maupun Corporate Secretary MIND ID Rendy. A Witoelar masih enggan memberikan komentar terkait dengan kelanjutan proses divestasi ini.
Baca Juga: TINS kurangi produksi di tengah penurunan harga
Adapun, sebelumnya sempat beredar kabar bahwa harga 20% saham yang akan didivestasikan oleh INCO itu berkisar di angka US$ 400 juta. Sayangnya, belum ada otoritas yang bersedia untuk mengkonfirmasikan kabar tersebut.
Menurut pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi, MIND ID harus bisa menegosiasikan besaran nilai divestasi 20% saham tersebut. Fahmy menilai, kinerja keuangan Vale hingga Semester I tahun ini juga harus menjadi rujukan. "Jangan sampai over value alias kemahalan," kata Fahmy kepada Kontan.co.id.
Yang jelas, Fahmy berpendapat bahwa penyerapan 20% divestasi saham ini akan berdampak positif bagi holding BUMN tambang plat merah tersebut. "Dampaknya positif, ada peningkatan pendapatan dari deviden, yang bisa lebih memberikan manfaat ekonomi bagi Indonesia," jelas Fahmy.
Sedangkan menurut Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji, INCO memiliki prospek positif dari sisi korporasi. Hal itu terlihat dari sejumlah rencana ekspansi bisnis yang dilakukan INCO guna memperbesar kapasitas produksi nikel mereka ke depan.
Selain menunaikan kewajiban divestasi, kata Nafan, transaksi tersebut akan memberikan dana segar untuk INCO dalam menunjang rencana bisnis perusahaan nikel tersebut.
Baca Juga: Holding Tambang MIND.ID membeli 20% saham INCO, ini pendapat analis
"Hasilnya bisa untuk menunjang ekspansi bisnis INCO, dan itu bisa berpotensi menghasilkan kinerja fundamental yang lebih positif lagi," ungkap Nafan.
Sementara dari sisi MIND ID, Nafan mengatakan, dengan menyerap 20% saham INCO, holding tambang BUMN bisa lebih mudah untuk mengamankan agenda hilirisasi nikel yang merupakan komoditas penting bagi pengembangan kendaraan listrik.
Apalagi, INCO merupakan pemegang konsesi nikel terbesar di tanah air. "Untuk BUMN bagus, itu kan komitmen pemerintah dalam memajukan holding pertambangan, dan bisa untuk mengamankan hilirisasi," tandas Nafan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News