kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Soal Kabar Merger dengan XL Axiata (EXCL), Begini Kata Smartfren Telecom (FREN)


Sabtu, 25 November 2023 / 07:00 WIB
Soal Kabar Merger dengan XL Axiata (EXCL), Begini Kata Smartfren Telecom (FREN)
ILUSTRASI. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) buka suara terkait kabar rencana penggabungan usaha dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL). (Warta Kota/Henry Lopulalan)


Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) buka suara terkait kabar rencana penggabungan usaha atau merger antara FREN dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL). 

Presiden Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys menyatakan, pihaknya tentu mendukung agenda yang juga didorong oleh pemerintah ini, agar industri telekomunikasi melakukan konsolidasi. 

Begitu juga dengan FREN, yang terbuka untuk melakukan aksi korporasi tersebut dengan industri telekomunikasi lain.  

Baca Juga: Soal Rencana Merger dengan FREN, Begini Tanggapan XL Axiata (EXCL)

“Pemerintah mendorong agar industri ini melakukan konsolidasi. Indosat sudah (merger) dengan 3. Sehingga kami (FREN & EXCL) yang tersisa ini didorong untuk konsolidasi,” ungkap Merza, dalam Paparan Publik, Jumat (24/11). 

Ketika ditanya terkait sejauh mana proses meger tersebut berjalan, Merza hanya menjawab bahwa hingga kini proses penggabungan keduanya masih berjalan. 

Manajemen FREN berharap, rencana ini bisa terealisasi. Sehingga nantinya industri telekomunikasi ini bisa berjalan lebih efisien dan masyarakat mendapatkan akses jaringan yang lebih baik. 

“Tentu manajemen berharap, ini bisa terjadi, tapi mari kita lihat sama-sama proses ini kalau memang nantinya jodoh akan jadi,” tuturnya. 

Baca Juga: XL Axiata (EXCL) Sebut Rencana Merger dengan FREN Masih Terbuka

Menurut Merza, agenda merger ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk terus mengembangkan teknologi yang semakin maju. Seperti jaringan 5G dan 6G misalnya, untuk merealisasikan hal ini tentu membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang lebih besar. 

“Pemerintah sebagai pengelola spektrum mengalami satu kendala, kalau harus membagi spektrum yang terbatas ini untuk memenuhi kebutuhan ke depan,” jelas Merza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×