kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.547.000   -20.000   -1,28%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Solusi Pratama gelar ekspansi besar


Selasa, 10 Desember 2013 / 09:26 WIB
Solusi Pratama gelar ekspansi besar
ILUSTRASI. Pemerintah memperpanjang insentif pajak atas sejumlah ketentuan pajak penghasilan (PPh) hingga 30 Juni 2022, dikarenakan pandemi COVID-19 belum kunjung berakhir. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Adanya pemilu yang berlangsung April 2014 tidak menyurutkan langkah PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) untuk bisa meraup kinerja positif di tahun politik tersebut. Pasalnya, kebutuhan infrastruktur telekomunikasi di tahun depan diprediksi masih tetap tumbuh.

Perusahaan ini juga berkaca dari target pendapatan tahun ini yang dipatok Rp 800 miliar bakal tercapai. Menurut Nobel Tanihaha, Direktur Utama Solusi Tunas Pratama, target yang dipatok ini melesat antara 50%-60% dari pendapatan tahun lalu yang mencapai Rp 529,4 miliar.

Supaya target bisnis tahun ini bisa tercapai, Solusi Pratama gencar membangun menara (tower) baru. Sepanjang tahun ini, kata Nobel, perusahaan ini sudah membangun sekitar 1.000 menara. "Sehingga jumlah tower yang kami miliki saat ini berjumlah 3.000 tower," katanya saat paparan publik, Senin (9/11).

Selain perbanyak infrastruktur telekomunikasi, Supra Pratama juga mengembangkan portofolio bisnis yang lain, seperti fiber optik. Menurut Nobel, perusahaannya sepanjang 2013 ini sudah membangun fiber optik yang mencapai 1.000 kilometer (km).

Tahun depan, Solusi Pratama akan membangun fiber optik dengan jumlah yang sama dengan tahun ini. Sehingga jumlah fiber optik yang perusahaan ini bangun mencapai 2.000 km di 2014.

Untuk nilai investasi dari proyek ini, menurut Nobel sekitar US$ 200.000 per km. Artinya untuk membangun 1.000 km fiber optik butuh dana hingga US$ 200 juta.

Menurut Direktur Keuangan Solusi Tunas Pratama Juliawati Gunawan, kondisi rupiah yang sedang lunglai justru tidak berpengaruh terhadap roda bisnis Solusi Pratama. Meski rupiah sudah tembus Rp 12.000 dan pinjaman perseroan ini seluruhnya memakai mata uang dollar AS.

Soalnya, kata Juliawati, pihaknya sudah melakukan lindung nilai (hedging) kurs dollar AS. "Kurs rupiah belum berpengaruh. Kami telah hedging dengan nilai Rp 10.500," kata Juli.

Makanya, perseroan tetap optimistis bisnis menara bisa bertumbuh. Untuk itu, perseroan ini mengincar pertumbuhan hingga double digit tahun depan. "Tahun depan growth revenue 30%, bottom line nanti saja ya, tunggu closing," imbuh Juli.

Ini artinya, Solusi Pratama mengincar pendapatan hingga Rp 1,04 triliun sampai akhir 2014 nanti. Bila pendapatan SUPR sampai akhir tahun ini mencapai Rp 800 miliar.

Yang jelas, supaya berhasil meraih targetnya ini, Solusi Pratama telah menyiapkan belanja modal senilai US$100 juta. Dana ini akan digunakan untuk membangun sekitar 800 menara sampai 1.000 menara baru di 2014. "Selain itu, kami juga akan mempertahankan tenancy ratio (rasio jumlah pelanggan dan menara) berkisar 1,6-1,7," ucapnya.

Juli bilang, perseroan juga telah siap untuk bertumbuh secara anorganik atau mengakuisisi tower lain. "Tentunya kami selalu siap dengan aksi organik maupun anorganik. Tapi, untuk anorganik ini mesti dilihat dulu situasi dan kondisinya," paparnya.

Disinggung soal adanya lowongan untuk mengambil alih menara milik XL Axiata dan Axis Telecom hasil dari akusisi, baik Nobel maupun Juliawati enggan berkomentar. Kata Nobel, "Belum ada tawaran dari sana. Kami tunggu saja, kalau ada kesempatan bidding, ya ikut saja."

Berdasar laporan keuangan Solusi Pratama kuartal tiga tahun ini, perseroan sudah membukukan pendapatan Rp 600,34 miliar atau tumbuh 41,5% dari pendapatan perseroan di periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 351,2 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×