kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   23.000   1,19%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Prospek Batubara Indonesia Tertekan Pelemahan Harga dan Penurunan Impor China


Jumat, 13 Juni 2025 / 04:30 WIB
Prospek Batubara Indonesia Tertekan Pelemahan Harga dan Penurunan Impor China
ILUSTRASI. REUTERS/Adrees Latif. Prospek industri batubara Indonesia tahun ini tertekan oleh pelemahan harga komoditas dan penurunan impor dari China.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek industri batubara Indonesia tahun ini tertekan oleh pelemahan harga komoditas dan penurunan impor dari China. Negeri Tirai Bambu itu memegang faktor dominan terhadap dinamika pasar dan pergerakan harga batubara global.

Merujuk TradingEconomics pada Kamis (12/6) petang, harga batubara acuan indeks Newcastle bertengger di level US$ 104,45 per ton. Posisi harga ini menjauhi level tertinggi empat bulan, karena kekhawatiran atas melemahnya permintaan dari China membebani sentimen pasar.

Impor batubara China berpotensi turun hingga 100 juta ton pada tahun 2025, setara dengan penurunan tahunan sebesar 18,4%. Selama lima bulan pertama tahun ini, impor batubara China sudah turun 8% dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

Plt. Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Gita Mahyarani mengungkapkan dampak dari penurunan impor di China sudah terasa pada kinerja ekspor batubara Indonesia. Data hingga bulan April 2025 menunjukkan penurunan ekspor batubara Indonesia ke China sudah menyentuh level dobel digit.

Baca Juga: China akan Memangkas Impor Batubara dari Indonesia, Pengusaha Ungkap Penyebabnya

"Dari data yang kami miliki, penurunan ekspor selama empat bulan pertama sekitar 10%. Ini tentunya sangat mempengaruhi, baik bagi penambang maupun terhadap penerimaan negara," kata Gita saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (12/6).

Gita membeberkan, penurunan impor China lebih banyak dipengaruhi oleh faktor domestik. Terutama karena peningkatan produksi dalam negeri yang cukup kuat dan harga batubara lokal (inland coal) yang jauh lebih rendah. Selain, persediaan batubara China juga berada di level yang cukup tinggi.

Kondisi ini membawa tantangan bagi harga batubara termal, yang merupakan jenis utama yang diekspor Indonesia ke China. Jika melihat biaya rata-rata dari penambang Indonesia, harga saat ini sudah menyentuh ongkos tambang (mining cost). Apalagi dengan adanya biaya tambahan seperti program B40.

"Dalam kondisi seperti ini, strategi bisnis akan menjadi sangat esensial, setidaknya untuk bisa mengimbangi harga domestik China agar batubara Indonesia tetap kompetitif di pasar," terang Gita.

Dihubungi terpisah, Research Analyst Phintraco Sekuritas Lisya Anxellin mengamini tren penurunan impor batubara di China memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap pasar dan outlook harga batubara dunia. Mengingat China merupakan konsumen dan importir terbesar batubara dunia. 

Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kelebihan pasokan batubara di pasar domestik China, minimnya konsumsi batubara akibat permintaan listrik yang stagnan, serta meningkatnya porsi energi terbarukan dalam industri pembangkitan tenaga listrik.

"Selain itu, konsumsi batubara dari sektor manufaktur sebagai konsumen terbesar dalam energi juga mengalami pelemahan. Hal ini karena rendahnya pesanan ekspor dan pesanan baru akibat kebijakan tarif respirokal melemahkan aktivitas produksi pabrik-pabrik di China," kata Lisya.

Dengan berkurangnya permintaan dari China, harga batubara diperkirakan akan mengalami tekanan dan cenderung melemah dalam jangka pendek hingga menengah. Harga batubara dunia diprediksi akan bergerak dalam tren sideways hingga akhir 2025, dengan kisaran US$ 100 – US$ 120 per ton. 

Irsyady Hanief dari Team Research Analyst Henan Sekuritas turut menyoroti penurunan impor batubara oleh China yang memberikan tekanan jangka pendek terhadap pasar global, khususnya pada segmen batubara termal. Hingga Mei 2025, impor batubara China tercatat menurun sekitar 13%–18% secara tahunan.

Kondisi ini turut menekan harga batubara termal maupun batubara metalurgi (coking coal), yang masing-masing telah terkoreksi sebesar -27,29% dan -39,23% secara tahunan. Meski tertekan dalam jangka pendek, tapi Irsyady melihat prospek jangka panjang industri batubara masih terbuka.

"Didukung oleh kebutuhan listrik yang terus meningkat di kawasan Asia serta kenaikan permintaan batubara metalurgi untuk mendukung pengoperasian smelter baja dan nikel," kata Irsyady.

PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) juga masih optimistis dengan prospek pertumbuhan ke depan. Seperti diketahui, ADMR merupakan anak usaha PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), yang menjalankan bisnis pertambangan batubara metalurgi.

Head of Corporate Communication Division Alamtri Resources, Febriati Nadira mengungkapkan batubara metalurgi enviromet ADMR terjual kepada para pelanggan dengan basis yang beragam. Porsi penjualan ke pasar domestik mencapai 38% dari total volume penjualan batubara metalurgi ADMR hingga kuartal I-2025.

Di pasar ekspor, Jepang memegang porsi dominan dengan porsi sebesar 27%. Diikuti India dan Korea Selatan masing-masing sebanyak 14% dan 10%. Sedangkan porsi penjualan ke China adalah 9%. 

"Fluktuasi harga batu bara tidak dapat diprediksi dan bergerak mengikuti siklus. Kami akan tetap fokus pada segala sesuatu yang dapat kami kontrol, seperti kontrol operasional untuk memastikan pencapaian target perusahaan dan efisiensi," tandas Nadira.

Baca Juga: Harga Batubara Acuan (HBA) Periode Pertama Juni 2025 Turun Menjadi US$ 100,97

Selanjutnya: Greenpeace: Ada 16 Izin Tambang Nikel yang Pernah dan Masih Berlaku di Raja Ampat

Menarik Dibaca: Samsung S25 Harga Juni 2025 Punya Banyak Pilihan Warna, Mana yang Jadi Favorit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×