kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sosialisasi penggunaan kompor listrik perlu dilakukan secara konsisten dan berkala


Senin, 21 Oktober 2019 / 19:11 WIB
Sosialisasi penggunaan kompor listrik perlu dilakukan secara konsisten dan berkala
ILUSTRASI. Sosialisasi penggunaan kompor listrik perlu dilakukan secara konsisten dan berkala.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - TANGERANG. Sosialisasi dan cara teknis penggunaan kompor listrik dinilai perlu dilakukan secara berkala dan konsisten. Diharapkan pada akhirnya secara perlahan masyarakat yang mengetahui sejumlah kelebihan menggunakan kompor induksi, dapat beralih atau memilih kompor induksi (kompor listrik) dibanding penggunaan kompor gas.

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-34 di ICE – BSD, khususnya pada penyelenggaraan kegiatan Pangan Nusantara (Pangan Nusa) 2019, Perkumpulan Penyelenggara  Jasaboga Indonesia (PPJI) yang semula bernama Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI)  menyelenggarakan Electric PPJI Food Festival. 

Salah satu bagian dari rangkaian kegiatan Electric PPJI Food Festival adalah diselenggarakannya Embassy Cooking Competition Indonesian Cuisine, yakni selama 60 menit memasak “Nasi Goreng Indonesia,” yang diikuti oleh tiga peserta yakni perwakilan dari Kedubes Malaysia, Kedubes Rusia, dan Kedubes Inggris yang ada di Jakarta. 

Baca Juga: Industri manufaktur melemah, konsumsi listrik menurun

Menurut Komisioner Dagang Malaysia External Trade Development Corporation (Matrade) yakni kantor dagang pada Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia Har Man Ahmad, dirinya mendukung penggunaan kompor listrik (induksi) pada acara kompetisi memasak Embassy Cooking Competition  Indonesian Cuisine tersebut. Apalagi ia juga menggunakan kompor listrik sebagai cadangan kompor gas di rumah. 

“Jadi kalau satu saat kehabisan gas, masih bisa menggunakan kompor  listrik untuk memasak, “ kata dia. Begitu juga di Malaysia, lebih banyak yang menggunakan kompor listrik – induksi dibanding menggunakan kompor gas. 

Namun menggunakan kompor listrik (induksi) berbeda ‘feel’nya dengan apabila menggunakan kompor gas. Kalau menggunakan kompor gas dengan penggunaan kuali, maka saya lebih dapat “feel’nya. Sebab jika menggunakan kompor listrik, harus lebih waspada, sebab jika agak terlalu lama proses memasaknya, masakan menjadi ‘matang terbakar,’ sehingga mempengaruhi hasil masakan.

Peserta kompetisi sebagai Sekretaris Kedua dari Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Nikita Ivanov menyatakan, dirinya juga mendukung penggunaan kompor listrik –induksi. Namun demikian mengingat di sekitar perumahan Kedubes Rusia yang tersedia baru kompor gas, maka dirinya menyatakan, apabila harus berpindah menggunakan kompor listrik, dirinya pasti mendukung perubahan tersebut.

Baca Juga: Cadangan gas Kepodang akan habis, SKK Migas tunggu kesepakatan Saka dan Petronas`

Kompor Listrik Lebih Ramah Lingkungan
Pemenang kompetisi lainnya, Christopher (Chris) Agass selaku tim ekonomi kantor Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, mengemukakan penggunaan kompor induksi – listrik lebih ramah lingkungan dibanding penggunaan kompor  gas. Namun penggunaan kompor listrik lebih lama waktu memasaknya, dibanding menggunakan kompor gas. Begitu juga dalam hal harga, berbeda jauh dibanding apabila menggunakan kompor gas. 

Dirinya yang baru 4 bulan ini berada di Indonesia, menganggap kompetisi memasak nasi goreng ini adalah ide yang bagus, karena melibatkan keterkaitan antara negara-negara yang berbeda, dan kompetisinya berjalan dengan menyenangkan. Dampaknya dirasakan cukup positif dalam rangka mendukung kerjasama perdagangan internasional. 

Ketua Umum APJI Irwan Iden Gobel dalam kesempatan tersebut mengatakan, diselenggarakannya Embassy Cooking Competition  Indonesian Cuisine ini, bertujuan membangun persahabatan di antara Indonesia dan sejumlah negara lainnya dalam kerangka (format) kuliner. 

“Dengan komposisi penilaian 20% untuk penyajian makanan; penilaian rasa makanan 50%; serta kreativitas dan variasi (hiasan) pada makanan 30%, akhirnya dewan juri Chef Ari Galih dan Chef Sabir dari PPJI memutuskan tiga peserta ini memenangkan kompetisi memasak nasi goreng,” jelas Irwan Iden.

Unsur Kepraktisan 
Secara terpisah Eric Rossi Pryo Nugroho selaku Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan PLN Yogyakarta, usai penyelenggaraan Friday Innovation Night, mengemukakan, kesempatan tersebut digunakan oleh pihak PLN untuk mengenalkan tema besar electrical lifestyle yakni eco living, eco lifestyle dan eco moving

“Sebagai bagian dari electrical lifestyle, kami memperkenalkan penggunaan kompor induksi kepada masyarakat, (listrik) ini bebas polusi, menggunakan nyala api menjadi lebih aman, juga praktis, dan tinggal colok tanpa menggunakan tungku secara khusus, bahkan tidak menggunakan tabung gas, papar Eric.

Baca Juga: Terregra Asia Energy (TGRA) gencar membangun pembangkit listrik EBT

Jika kita selama ini menggunakan tabung gas dengan potensi bocor, kemudian kita harus memperhatikan bagaimana kualitas tabung, maka itu tidak terjadi dengan adanya kompor induksi. Penggunaan kompor induksi ini, bisa dikendalikan pada saat kita memasaknya, yakni dengan menggunakan timer (pengatur waktu). 

Dengan menggunakan kompor listrik, selain dapat mengatur daya listrik, kita juga dapat sekaligus melakukan pekerjaan lainnya, seperti menonton televisi atau mengasuh anak bermain. Jadi dengan menggunakan kompor gas, nyala api bisa dikontrol. Tetapi dengan menggunakan kompor listrik, maka besarnya daya juga dapat dilihat (diatur). Sebab pada kompor listrik tercantum daya dari 160 watt sampai 2 ribu watt, sehingga dapat diatur sesuai kebutuhan.  

Eric menyatakan, sosialisasi penggunaan kompor induksi kelihatannya lebih mudah dilaksanakan di Yogyakarta. Beberapa restoran dan juga hotel di sana sudah banyak yang menggunakan kompor induksi – listrik,   sehingga lebih mudah dilakukan sosialisasinya  kepada masyarakat.   

Penggunaan kompor induksi di Yogyakarta juga dimulai pada lounge di bandara, restauran yang ada di dalam mal kebanyakan juga sudah mulai menggunakan kompor induksi, terutama karena mereka mengutamakan kepraktisan, juga dilihatnya lebih elegan dan lebih aman, karena terhindar dari bahaya kebakaran. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×