Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.
KONTAN.CO.ID - LOMBOK Beragam upaya telah dilakukan pemerintah untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran. Salah satunya dengan konsep pelatihan berbasis kompetensi (PBK) di Balai Latihan Kerja (BLK).
Hingga saat ini tercatat sedikitnya 300 BLK yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebanyak 17 BLK milik pemerintah pusat dan selebihnya milik pemerintah daerah provinsi dan kabupaten atau kota.
Salah satu BLK yang memiliki perkembangan cukup pesat berada di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). BLK yang berdiri Oktober 2015 ini, telah mencetak alumni pelatihan berstandar internasional.
Menggandeng Royal Caribbean Cruises Ltd, BLK Lombok Timur (Lotim) menyalurkan lulusannya langsung bekerja di kapal pesiar Royal Caribbean. Menurut Sirman, Kepala BLK Lombok Timur, para peserta BLK biasanya sudah menempuh pelatihan yang memenuhi standar Royal Caribbean. "Kami juga memiliki sejumlah jurusan selain kapal pesiar. Karena untuk memenuhi kebutuhan pekerja di sektor pariwisata NTB yang terus berkembang," katanya di kantornya, akhir Maret lalu.
Sejak 2015 sampai 2017 sekitar 1.398 lulusan BLK Lotim telah bekerja di kapal pesiar Royal Caribbean. Selain jurusan kapal pesiar, BLK Lotim juga membuka jurusan perhotelan, mengingat pertumbuhan bisnis hotel di sekitar NTB makin menjanjikan.
Di jurusan perhotelan, BLK Lotim menjalin kerjasama dengan Hotel Aston Inn di Mataram. Lewat kerjasama ini, para peserta BLK bisa langsung praktik di hotel tersebut.
Saat ini ia mencatat ada 628 siswa mengikuti program pelatihan kapal pesiar. Sedangkan 629 siswa yang lain mengikuti program perhotelan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB, Wildan berpendapat perkembangan pariwisata di NTB makin baik. Apalagi saat ini NTB punya label sebagai pariwisata halal dunia. Ditambah lagi dengan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang diperkirakan jadi destinasi wisata dunia.
Sebagai langkah antisipasi, pemerintah setempat pun harus menyiapkan tenaga kerja yang mumpuni. "Salah satu cara adalah menyiapkan sumber daya manusia lewat BLK," papar Wildan.
Maklum, Dinas Tenaga Kerja NTB mencatat, tingkat hunian hotel di sana melonjak dari 42,35% pada 2016 menjadi 52,48% tahun lalu. Lonjakan bisnis perhotelan itu menandakan ada peluang menyerap tenaga kerja di sektor perhotelan.
Supaya optimal, BLK Lombok Timur sudah alokasikan dana Rp 31 miliar sepanjang tahun ini di program pelatihan. Targetnya adalah bisa menghasilkan sebanyak 1.200 tenaga kerja di sektor pariwisata pada tahun ini. Rinciannya 560 orang di perhotelan dan sisanya di kapal pesiar.
Perlengkapan pelatihan setara fasilitas kapal pesiar mewah
Balai Latihan Kerja (BLK) Lombok Timur ini mulai kondang sebagai pencetak alumni berstandar dunia. Kredibilitas itu tak lepas dari berbagai fasilitas pendukung pelatihan menjadi modal utama BLK tersebut.
Sirman, Kepala BLK Lombok Timur mengatakan, berbagai peralatan dan perlengkapan tersebut sengaja didatangkan dari luar negeri untuk menunjang ketrampilan siswa. Mulai dari peralatan dapur, kamar tidur hingga laundry dibuat serupa dengan fasilitas di dalam kapal pesiar.
Para siswa akan menjalani pelatihan selama tiga bulan dan mereka wajib tinggal di asrama. "BLK ini jadi percontohan se-Asia Tenggara karena fasilitasnya paling lengkap. Untuk pemeliharaan, biaya listriknya saja bisa menghabiskan Rp 34 juta per bulan," kata Sirman. Salah satu peralatan mewah yang dimiliki balai latihan ini adalah lemari pendingin berukuran 3 meter.
Setelah lulus pelatihan dari BLK Lombok Timur, seluruh lulusan diserap 100% oleh kapal pesiar Royal Caribbean yang bekerjasama dengan pihak BLK. Namun untuk tahun ini, Sirman mengatakan pihak BLK butuh memperbarui nota kesepahaman dengan pihak Royal Caribbean sebelum membuka penerimaan siswa baru. "Sudah banyak calon siswa yang menanyakan dan berharap supaya penerimaan siswa baru segera dimulai. Kami masih perbarui MoUnya dan keputusan itu ada di Jakarta," ungkapnya.
Ihwal persyaratan calon siswa, Sirman menjelaskan tidak ada syarat khusus yang terlalu mengikat. Semua warga berusia maksimal 30 tahun boleh mengikuti pelatihan di BLK Lombok Timur. Tak ada persyaratan khusus soal pendidikan terakhir atau sertifikat tertentu yang harus dikantongi calon siswa. "Syarat utama yang jelas harus menganggur. Apapun tingkat pendidikan terakhirnya ya," kelakar Sirman. Ia bilang sebagian besar siswa di BLK Lombok Timur adalah lulusan Sekolah Menegah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Menurut Sirman, kebutuhan tenaga kerja di sektor kapal pesiar cukup besar. Untuk satu operator, pihak Royal Caribbean membutuhkan 39.000 tenaga kerja tiap tahun. Dari jumlah tersebut, Indonesia baru mampu memenuhi 5% kebutuhan. Sementara sisa kebutuhan pekerja lebih banyak disediakan oleh Filipina.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi provinsi NTB, Wildan mengharapkan jika lulusan BLK Lombok Timur mampu bersaing dengan para pekerja di kota lain bahkan di negara lain. Ditambah lagi perkembangan bisnis di sektor pariwisata NTB makin menjanjikan setelah dibentuknya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
"KEK Mandalika itu nanti kalau sudah benar-benar beroperasi diperkirakan bisa menyerap 58.700 tenaga kerja. Kami berharap anak-anak daerah NTB bisa memenuhi kebutuhan tersebut," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News