Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bisnis tekstil masih menguntungkan bagi PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Pasalnya, perusahaan yang berpusat di Sukoharjo, Jawa Tengah ini memiliki pelanggan dari dalam dan luar negeri untuk kebutuhan seragam atau pakaian kerja.
Guna memenuhi permintaan pelanggan dari dalam dan luar negeri itu, Sritex pun terus meningkatkan produksi kain.
Allan M. Severino, Direktur Keuangan Sritex, mengatakan, pihaknya masih akan terus meningkatkan produksi kain pada tahun mendatang agar kinerja keuangan tetap baik.
Pada tahun 2016, perusahaan berkode saham SRIL di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini membidik pertumbuhan dua digit untuk penjualan kotor dan laba
Sritex menargetkan penjualan kotor akan mencapai US$ 680 juta-US$ 715 juta pada akhir 2016, tumbuh 10% dibandingkan target US$ 630 juta-US$ 650 juta pada tahun 2015.
Sementara laba bersihnya ditargetkan tumbuh 15% menjadi US$ 60 juta-US$ 67 juta pada akhir tahun 2016, dibandingkan target US$ 55 juta-US$ 58 juta di tahun 2015.
Allan menambahkan, pihaknya telah bekerjasama dengan dua negara yakni Kamboja dan Hong Kong untuk memproduksi seragam untuk tenaga pemerintahan. Misalnya, perusahaan mulai merealisasikan kerja sama dengan Kamboja pada awal tahun mendatang.
"Penjualan seragam ke Kamboja dapat mencapai US$ 50 juta," kata Allan, usai acara Investor Summit, kemarin.
Pada kuartal III-2015 lalu, Sritex mencatatkan penjualan kotor US$ 475 juta tumbuh 13,36% dibandingkan US$ 419 juta per kuartal III-2014.
Penjualan ini mayoritas berasal dari spinning sebesar US$ 208 juta, sisanya terkontribusi dari weaving sebesar 16%, finishing sebesar 23% dan garment sebesar 17%.
Adapun realisasi laba bersihnya di kuartal III-2015 sebesar US$ 38 juta, tumbuh 26,66% dibandingkan US$ 30 juta per kuartal III-2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News