Reporter: Mimi Silvia | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Star Energy berencana mengembangkan dua pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Jawa Barat, dan Maluku Utara. Perusahaan ini akan menambah unit pembangkit listrik dan mengikuti tender anyar.
Rencana pertama, Star Energy akan mengembangkan PLTP Wayang Windu di Kampung Cibitung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Perusahaan itu akan membangun PLTP Unit III, dan Unit IV. Perkiraan kapasitas Unit III sebesar 60 megawatt (MW). Lantas, rencana realisasi pengembangan itu adalah tahun depan.
Unit III dan Unit IV tersebut akan melengkapi dua unit PLTP Wayang Windu yang sudah beroperasi, yakni Unit I dan Unit II. Kapasitas Unit I dan Unit masing-masing adalah 110 MW dan 117 MW. Jadi total kapasitas listrik PLTP Wayang Windu saat ini mencapai 227 MW.
Perlu diketahui, sejak 5 Mei 2015 hingga 7 September 2015, PLTP Wayang Windu berhenti beroperasi karena meledak. Penyebab ledakan adalah hujan deras yang memicu tanah longsor di sekitar area PLTP.
Berhenti beroperasinya PLTP Wayang Windu membikin Star Energy menanggung potensi kerugian US$ 40 juta. Kerugian itu belum termasuk kerugian fisik, yang harus mereka tanggung.
Presiden Direktur Star Energy Rudy Suparman membeberkan, hingga saat ini proses penggantian kerugian dari asuransi belum mencapai separuh dari total kerugian. "Belum lagi kami menderita kerugian dari penggantian pipa dan lain-lain," kata Rudy, tanpa menyebutkan total kerugian yang dimaksud, kepada KONTAN Selasa (15/9).
Selanjutnya, rencana kedua, membangun satu pembangkit listrik anyar di Kepulauan Jailolo atau Halmahera, Maluku Utara. Namun, Star Energy masih menunggu PLN mengelar tender. Meski begitu, Star Energy mengaku sudah melakukan studi kelayakan.
Jika memenangi tender PLTP tersebut, Star Energy akan memiliki dua PLTP di Kepulauan Jailolo. PLTP yang sudah mereka miliki di sana, saat ini masih dalam tahap eksplorasi. Perusahaan tersebut menargetkan PLTP di Jailolo yang mereka miliki, mulai masuk tahap drilling alias pengeboran tahun ini juga.
Rudy menyebut, total kapasitas listri dari PLTP yang sudah dimiliki dan PLTP yang sedang mereka incar adalah maksimal 40 MW. Ini sesuai dengan rencana Usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PT PLN. "Kebutuhan listrik di Halmahera saat ini sekitar 70 MW," terang dia.
Selain mengembangkan bisnis PLTP, Star Energy juga berupaya menggenjot bisnis minyak dan gas (migas). Perusahaan tersebut memiliki tiga blok migas, yakni Kakap, Sebatik dan Sekayu.
Hingga saat ini, baru baru blok Kakap yang sudah berproduksi, yakni menghasilkan 30 MMSCFD gas dan minyak 4.000 barel per hari (bph). Sementara dua blok migas lain masih diupayakan untuk segera berproduksi.
Tahun ini, Star Energy mengalokasikan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar US$ 100 juta. "Untuk tahun depan sekitar dua kali lipat tahun ini," ujar Rudy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News