Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Start up logistik Andalin catat pertumbuhan positif. Start up ini memberikan layanan yang bisa membantu para pemilik Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk mengimpor dan mengekspor barang ke luar negeri.
Co-founder sekaligus Managing Director Andalin Rifki Pratomo menyatakan tengah mencari pendanaan US$ 2 juta-US$ 3 juta untuk meraih pendanaan series A. Pendanaan ini akan digunakan untuk kinerja korporasi di awal 2019. Terakhir, Rifki bilang sudah menyelesaikan pendanaan pendanaan tahap awal (Seed Funding).
Bila Series A berhasil dikumpulkan, dana ini akan digunakan oleh Andalin untuk melakukan ekspansi ke berbagai kota-kota besar di Indonesia. Sebab hingga saat ini, basis Andalin masih berada di Jakarta.
"Kita belum memutuskan untuk melakukan ekspansi ke mana, namun setidaknya untuk pelabuhan internasional seperti Surabaya, Medan, Banjarmasin, dan Semarang," kata Rifki kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.
Rifki menyebut saat ini Andalin telah bermintra dengan 15 perusahaan jasa pengiriman barang untuk impor dan ekspor yang 15.000 opsi pengiriman. Andalin sudah mampu mengcover 1.000 rute impor dan ekspor.
Kelima rute transaksi impor paling top di Andalin yakni menuju Jakarta dari Hamburg, Antwerpen, Guangzhou, Bangkok,dan Haipong. Sedangkan lima rute transaksi ekspor top di Andalin dari Jakarta menuju Bangkok, Singapura, Hongkong, Tokyo, dan Riyadh.
"Saat ini ada 154 UKM sebagai pengguna yang terdaftar di Andalin. Targetnya hingga akhir tahun kita dapat melakukan impor dan ekspor bagi 1.000-2.000 UKM. Semakin banyak UKM yang menggunakan Andalin, maka akan semakin baik pula ekosistem sehingga harga lebih murah dan layanan lebih cepat," jelas Rifki.
Rifki mengaku kebanyakan UKM Indonesia mengalami kesulitan mendapatkan izin impor dan ekspor. Guna mencapai target jumlah pengguna Andalin, Rifki bllang pihaknya menjalin kerjasama dengan perusahaan hukum untuk membantu mendapatkan izin.
"Soal monitisasi, Andalin markup harga dari merchant untuk pengguna, cuma 2%-3%," ujar Rifki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News