kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.198.000   7.000   0,32%
  • USD/IDR 16.704   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.123   23,91   0,30%
  • KOMPAS100 1.123   -0,15   -0,01%
  • LQ45 802   -0,17   -0,02%
  • ISSI 282   -0,15   -0,05%
  • IDX30 421   -0,29   -0,07%
  • IDXHIDIV20 479   -0,99   -0,21%
  • IDX80 124   0,62   0,50%
  • IDXV30 134   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 132   -0,41   -0,31%

Strategi Wahana Interfood Nusantara Capai Pertumbuhan Penjualan 15% pada Akhir 2025


Selasa, 12 Agustus 2025 / 17:18 WIB
Diperbarui Selasa, 12 Agustus 2025 / 18:06 WIB
Strategi Wahana Interfood Nusantara Capai Pertumbuhan Penjualan 15% pada Akhir 2025
ILUSTRASI. Pabrik PT Wahana Interfood Nusantara Tbk. Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) optimistis kinerja penjualan pada semester II-2025 dapat tumbuh 10%–15%


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) optimistis kinerja penjualan pada semester II-2025 dapat tumbuh 10%–15% seiring penerapan sejumlah strategi pemasaran dan penguatan pasar lokal. 

Sekretaris Perusahaan COCO, Gendra Fachrurozi, mengatakan perseroan masih yakin target tersebut realistis untuk dicapai hingga akhir tahun.

“Perseroan harus mengerti keinginan customer. Beberapa customer kami memiliki detail tertentu terhadap produk yang diinginkan, sehingga fokus pada kebutuhan tersebut sangat penting,” ujar Gendra kepada Kontan, Selasa (12/8).

Menurutnya, strategi lain yang dijalankan meliputi penentuan harga yang kompetitif dengan efisiensi berkelanjutan, peningkatan aktivitas demo produk di bakery lokal, dan pemanfaatan e-commerce untuk memperluas jangkauan.

Baca Juga: Anak Usaha Medela Potentia (MDLA) Perkuat Distribusi di Sumatera Utara

“Selain itu, kami juga terus melakukan pengembangan produk yang unik dan kreatif agar menjadi daya tarik produk sehingga ada banyak customer baru,” jelas Gendra.

Terkait pasar ekspor, Gendra menjelaskan saat ini COCO memiliki pelanggan loyal dari Thailand, Vietnam, dan Pakistan. 

Meski demikian, kontribusi ekspor terhadap penjualan perseroan hanya sekitar 1%, sedangkan 99% difokuskan untuk pasar domestik. 

“Sebelum ada peraturan AFTA, Perseroan fokus dalam penjualan ekspor, akan tetapi kita khawatir dampak dari aturan tersebut, dimana posisi Perseroan ada di Indonesia, dimana Indonesia pasar terbesar di ASEAN tetapi penjualan Perseroan di Indonesia sendiri tidak kuat,” ujar Gendra.

Oleh karena itu, perseroan mengganti strategi penjualan dengan memperkuat market lokal walaupun permintaan dari luar sebenarnya cukup banyak.

Adapun terkait tarif impor 19% yang diterapkan Amerika Serikat, Gendra menilai kebijakan tersebut tidak berdampak signifikan pada kinerja COCO, mengingat porsi ekspor ke AS tidak dominan. 

“Kami berkeyakinan permintaan terhadap produk-produk perseroan akan tetap meningkat,” ujarnya.

Dengan fokus memperkuat pasar domestik dan mempertahankan basis pelanggan luar negeri yang loyal, COCO menargetkan pertumbuhan penjualan yang solid pada paruh kedua 2025.

Baca Juga: Lewat IP-CEPA, 90% Produk Indonesia Bebas Bea Masuk ke Peru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×