kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Stok melimpah, Freeport akan rumahkan pegawai


Kamis, 09 Februari 2017 / 15:02 WIB
Stok melimpah, Freeport akan rumahkan pegawai


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. PT Freeport Indonesia (PTFI) menyebutkan bahwa gudang penyimpangan atau stock pile konsentrat tembaga sudah hampir penuh. Sehingga, dalam waktu dekat, produksi konsentrat tembaga di tambang bawah tanah (grassberg), miliknya di Papua akan dikurangi.

Juri Bicara Freeport Indonesia, Riza Pratama mengungkapkan, selama tidak bisa ekspor konsentrat pihaknya terus melakukan produksi penuh. Walhasil, produksi tersebut hanya tersimpan di stock pile. "Gudangnya sudah mendekati penuh," terangnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (9/2).

Asal tahu saja, Freeport Indonesia dilarang melakukan kegiatan ekspor setelah pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 01 Tahun 2017 Tentang Pelaksana Kegiatan Usaha Mineral dan Batubara (Minerba). Larangan tersebut resmi keluar pada 12 Januari 2017.

Dalam PP 01/2017 disebutkan, apabila Freeport ingin melakukan kegiatan ekspor konsentrat, maka, Kontrak Karya Freeport harus berubah menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

Adapun dengan tidak bisanya ekspor ini, pihak Freeport mengancam akan mengurangi produksi. Secara tidak langsung, dengan menurunnya produksi, maka akan ada pengurangan karyawan di site milik Freeport tersebut.

"Tertundanya ekspor konsentrat tembaga akan mengakibatkan Freeport mengambil tindakan dalam waktu dekat untuk mengurangi produksi agar sesuai kapasitas domestik yang tersedia di PT Smelting, yang memurnikan sekitar 40% dari produksi konsentrat," ungkapnya.

Mengenai perubahan Kontrak Karya menjadi IUPK, kata Riza, pihaknya memang ingin berubah. Namun dengan syarat, seperti halnya mengenai kebijakan fiskal, yang enggan diubah menjadi prefilling. Saat ini terkait dengan masalah pajak Freeport masih memakai nail down atau pajak tetap dan tidak berubah.

"Tapi Kita berharap pemerintah memberikan Jalan kepada kita. Karena sekarang ini kita tidak nyaman berinvestasi. Ini karena alasan financial. IUPK sendiri bentuknya kayak apa pemerintah belum berikan. Artinya kita sudah komit dengan beberapa syarat. Kestabilan investasi," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×