Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holycow Group menyampaikan bahwa perusahaan saat ini terus memperhatikan fluktuasi nlai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
Pasalnya, seluruh daging wagyu yang menjadi bahan baku di gerai miliknya didatangkan dari Australia yang tentu saja pelemahan rupiah akan berdampak terhadap harga bahan baku.
Arief Budi Satrio, Direktur Operasional Holycow Group menyampaikan bahwa saat ini strategi perusahaan adalah melakukan maintain harga jual produk. Namun dirinya mengatakan bila pelemahan rupiah terus berlanjut maka mau tak mau perusahaan akan menaikkan harga jual produknya.
“Kami sangat mengikuti harga-harga dari suplier pemasok, importir dan lainnya, rata-rata 10% kenaikan harganya. Yang kami tahu memang dari suplier tak menaikan harga cuma ini untuk cover fluktuasi nilai tukar dollar,” ujarnya, Rabu (25/7).
Dirinya mengatakan perusahaan akan mengutamakan kualitas produk, sehingga tidak akan mengurangi porsi atau yang berhubungan dengan produk. Ketimbang menurunkan kualitas untuk mengatasi pelemahan nilai tukar, perusahaan lebiih memilih menaikan harga jual nantinya bila pelemahan terus berlanjut.
Asal tahu saja, seluruh bahan baku daging wagyu didatangkan dari Australia yang tentu saja akan terpengaruh dengan nilai tukar dollar. Setiap bulannya, untuk 13 gerai yang ada di Jakarta saja membutuhkan bahan baku daging wagyu mencapai 5 ton.
“Per bulan itu sekitar 5 ton daging, itu semua gerai yang di Jakarta ada 13 gerai, kalau dengan gerai yang di luar kota kami harus cari datanya lagi,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News