kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi Kementerian ESDM mencapai target rasio elektrifikasi 99,9% tahun ini


Jumat, 08 Maret 2019 / 15:38 WIB
Strategi Kementerian ESDM mencapai target rasio elektrifikasi 99,9% tahun ini


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pemerintah menargetkan Rasio Elektrifikasi (RE) mencapai 99,9% pada tahun 2019. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah dan stakeholder terkait perlu melistriki 1.833.622 Rumah Tangga (RT).

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengungkapkan, untuk mengaliri listrik ke sejumlah RT tersebut, ada dua pendekatan yang dilakukan. Pertama melalui jaringan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) atau secara on-grid, dan kedua secara off-grid melalui pemasangan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE).

"LTSHE itu kita masukkan, sebagai bentuk komplementari dari Lisdes (Listrik Desa). Agar orang-orang tidak menunggu terlalu lama (untuk terlistriki), nanti disusul dengan Lisdes dari PLN" kata Rida saat dijumpai di Kantor Kementerian ESDM, Jum'at (3/8).

Detailnya, sebanyak 1.620.512 RT yang akan masuk jaringan PLN. Sementara itu, ada 213.110 RT yang akan dialiri listrik secara off-grid melalui LTSHE. Dari jumlah RT yang akan masuk ke sistem on-grid PLN itu, lanjut Rida, sebanyak 627.671 diketahui sebagai RT mampu. Sedangkan 992.841 RT masuk ke dalam kategori RT miskin yang belum berlistrik.

Dalam hal ini, Rida menekankan bahwa rasio elektrifikasi ini tak hanya menyangkut dengan ketersedian energi atau infrastruktur listrik semata. Sebab, 992.841 RT yang belum berlistrik tersebut tergolong pada masyarakat miskin yang tidak mampu membiayai penyambungan listrik. "Jadi RE bukan cuman energi, tapi juga menyangkut daya beli masyarakatnya," sambung Rida.

Rida menyebutkan, 992.841 RT yang belum berlistrik itu setara dengan RT sebesar 1,44%. Dalam data yang dipaparkannya, per Desember 2018, jumlah RT belum berlistrik itu nyaris tersebar di semua provinsi di Indonesia, kecuali Bali yang telah menyatakan RE diwilayahnya mencapai 100%.

Adapun, sebagai strategi supaya 992.841 RT itu bisa terlistriki di tahun ini, Kementerian ESDM telah menyurati Pemerintah Provinsi (Pemprov) sebagai himbauan untuk membantu Program Pasang Baru Listrik (P2BL) 450 Volt Ampere (VA) bagi RT yang tidak mampu dan belum berlistrik.

Rida mengatakan, himbauan tersebut sudah diberikan oleh Menteri ESDM Ignatius Jonan dengan Surat bernomor 40/26/MEM.L/2019 tanggal 1 Februari 2019. Dari himbauan tersebut, sambung Rida, ada lima provinsi yang telah memberikan tanggapan.

Kelima provinsi tersebut adalah Sumatera Utara yang akan memberikan P2BL kepada 800 RT miskin, Sumatera Barat sebanyak 272 RT, Gorontalo sebanyak 850 RT, Jawa Tengah sebanyak 11.000 RT, dan Banten sebanyak 10.000 RT. "Secara total (dari kelima provinsi tersebut) 22.922 RT. Tapi ini masih bergerak, kita harapkan akan bertambah dari segi jumlah RT dan provinsi-nya," ungkap Rida.

Sementara, lanjut Rida, strategi lain yang akan dilakukan setelah mendapatkan surat persetujuan dari Menteri ESDM adalah dengan menggalang partisipasi dari badan usaha di sektro ESDM, peningkatan P2BL 450 VA melalui CSR PLN dan program Sinergi BUMN, serta memprioritaskan penyambungan untuk RT yang belum terlistriki, bukan untuk RT yang levering (menyalur listrik dari rumah tetangga).

Adapun, untuk elektrifikasi melalui LTSHE, pada tahun ini di targetkan akan bisa menyasar 98.481 rumah. Jumlah itu tersesar di 22 Provinsi, 119 kabupaten dan 1.082 desa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×