kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.403.000   -6.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.718   7,00   0,04%
  • IDX 8.657   -53,52   -0,61%
  • KOMPAS100 1.182   -11,11   -0,93%
  • LQ45 848   -7,02   -0,82%
  • ISSI 309   -1,55   -0,50%
  • IDX30 438   -4,20   -0,95%
  • IDXHIDIV20 507   -6,34   -1,24%
  • IDX80 132   -1,12   -0,84%
  • IDXV30 139   -1,90   -1,35%
  • IDXQ30 139   -1,98   -1,40%

Strategi Produsen Makanan Hadapi Kenaikan Harga Pangan Akhir Tahun


Selasa, 09 Desember 2025 / 18:47 WIB
Strategi Produsen Makanan Hadapi Kenaikan Harga Pangan Akhir Tahun
ILUSTRASI. Erajaya Food & Nourishment (EFN) dan Kalbe Farma (KLBF) siapkan strategi hadapi kenaikan harga pangan jelang Natal, Tahun Baru, dan Ramadhan 2025


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sejumlah perusahaan memasang beragam strategi untuk hadapi kenaikan harga pangan yang kerap terjadi menjelang perayaan natal, tahun baru, dan bulan Ramadhan. Meski opsi untuk menaikkan harga jual jadi pertimbangan, namun keputusan itu akan tetap memperhatikan sejumlah faktor.

Erajaya Food & Nourishment (EFN) misalnya. Head of Legal Counsel & Corporate Affairs Erajaya Group mengatakan, perusahaan terus memantau semua perubahan yang berpotensi memberikan dampak pada kegiatan usahanya, termasuk harga pangan.

Sebagai informasi, EFN saat ini membawahi sejumlah brand ternama seperti Chagee, Paris Baguette, Wetzel’s Pretzels, Curry Up, Bacha Coffee, dan peritel Grand Lucky.

“Hal yang kami pastikan dari sisi EFN adalah melakukan pemantauan berkala dan pengelolaan pasokan untuk memastikan operasional bisnis tetap berjalan dengan efektif dan efisien,” ucap Amelia kepada Kontan, Selasa (9/12/2025)

Baca Juga: Titan Infra Lirik Potensi Logistik Batubara di Sumsel, Begini Prospek & Strateginya

Amelia bilang, strategi yang dilakukan di antaranya ialah optimalisasi supply chain dan pengelolaan inventori. Selain itu, efisiensi operasional juga berlaku di setiap gerai, termasuk standardisasi proses produksi. 

Amelia tak menampik, perubahan harga pangan bakal memengaruhi biaya produksi perusahaan sehingga timbul potensi untuk menaikkan harga jual. 

Meski begitu, kenaikan harga kata dia akan dilakukan secara selektif dan terukur dengan mempertimbangkan kondisi pasar serta daya beli pelanggan. 

Setali tiga uang, Kalbe Farma (KLBF) juga mempertimbangkan opsi menaikkan harga jual, mengingat harga bahan produksi yang berpotensi naik menjelang serangkaian momentum hari besar tersebut.

Walau begitu, Head External & Stakeholders Relation KLBF, Hari Nugroho bilang, perusahaan akan tetap mempertimbangkan sejumlah faktor.

“Strategi penyesuaian harga dapat dilakukan, namun kami akan tetap memperhatikan daya beli konsumen dan persaingan pasar,” imbuh Hari.

Adapun, komponen biaya bahan baku terbesar perusahaan produsen farmasi dan produk kesehatan ini adalah bahan baku obat (BBO) dan susu skim.

Perusahaan melihat, harga bahan baku secara umum saat ini masih cukup stabil.

“KDan kami berharap tren perbaikan marjin dapat terus berlanjut hingga full year 2025,” harap Hari. 

 

Hari menambahkan, pertumbuhan penjualan bersih KLBF ke depan akan tetap didorong oleh segmen obat resep, produk kesehatan, serta distribusi dan logistik. 

Hingga akhir tahun, Kalbe mempertahankan target pertumbuhan penjualan bersih dan laba bersih masing-masing 6%-8% secara tahunan (YoY) hingga akhir 2025.

Selanjutnya: Ekspansi Bisnis Bikin Prospek Saham Medco Energi (MEDC) Kian Mentereng

Menarik Dibaca: MemeCore Mendaki ke Puncak Kripto Top Gainers saat Pasar Terkoreksi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×