Reporter: Vina Elvira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) berupaya menggenjot kinerja bisnis hotel pada sisa tahun ini lewat sejumlah strategi.
Direktur Summarecon Agung Lydia Tjio mengungkapkan, industri perhotelan pada tahun 2025 dihadapkan oleh beragam tantangan. Salah satunya penurunan market pemerintah sebagai dampak dari efisiensi anggaran pemerintah di awal tahun ini.
“Sedangkan hotel-hotel yang segmen marketnya corporate dan individual mereka juga mengalami penurunan kinerjanya tetapi tidak sebesar hotel-hotel yang market segmentnya Government,” ungkap Lydia, kepada KONTAN, pekan lalu.
Di sisi lain, SMRA juga menyoroti aksi demonstrasi yang terjadi baru-baru ini di Jakarta. Menurut Lydia, peristiwa tersebut menimbulkan kekhawatiran akan keamanan sehingga berdampak terhadap kerugian bisnis yang cukup besar.
Baca Juga: Pasar Mulai Jenuh, Penjualan LCGC Turun 47% pada September 2025
“Kondisi ketidakpastian ini menyebabkan pembatalan pemesanan baik kamar maupun ruang meeting,” ujarnya.
Selain itu, pembatasan kebijakan study trip sekolah juga berdampak kepada menurunnya tingkat okupansi hotel untuk tahun ini.
Merujuk materi presentase perseroan, SMRA memiliki empat hotel dan resort, meliputi Harris Hotel Kelapa Gading, Harris Hotel Bekasi, Pop! Hotel Kelapa Gading, dan Movenpick Resort & Spa, Bali. Hingga Juni 2025, rata-rata tingkat okupansi hotel SMRA berada di level 50%-80%.
Lydia menyebutkan, untuk sisa tahun ini SMRA berfokus meningkatkan bisnis hotel melalui beberapa strategi, antara lain penetapan harga dinamis dan segmentasi permintaan serta menyediakan paket advance-saver dan keluarga untuk mendorong waktu tinggal lebih panjang.
Selain itu, SMRA juga menghadirkan paket bundling kamar dan F&B, seperti paket makan malam Natal dan Tahun Baru.
Dan terakhir, optimalisasi channel mix dan promosi langsung, termasuk promo early bird khusus untuk pelanggan melalui penawaran eksklusif via direct booking.
Meskipun laju bisnis hotel di tahun ini cenderung melesu, SMRA melihat proyeksi yang lebih baik di tahun depan. Optimisme ini didorong oleh kenaikan permintaan di segmen leisure dan segmen MICE.
“Saat ini kami masih ada rencana untuk ekspansi di sector perhotelan, semoga dengan didukung oleh stabilitas ekonomi makro dan konsistensi politik hal ini masih bisa kami lanjutkan,” tuturnya.
SMRA menargetkan pendapatan untuk segmen hotel bisa bertumbuh 5%-8% dibandingkan tahun 2025.
Sedangkan untuk laba akhir tahun dengan segala efisiensi yang dilakukan operasional hotel ditargetkan tumbuh 5% secara tahunan (yoy).
Baca Juga: Tirta Mahakam (TIRT) Siap Mulai Bisnis Angkutan Batubara dan Bauksit di Oktober 2025
Selanjutnya: Rencana Perbaikan Ponpes Pakai APBN, Istana: Sedang Dipelajari
Menarik Dibaca: 7 Zodiak yang Paling Ramah dan Gampang Berteman dengan Siapa Saja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News