kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Subsidi berkurang, PLN beralih ke bahan bakar gas


Senin, 19 Maret 2012 / 14:34 WIB
Subsidi berkurang, PLN beralih ke bahan bakar gas
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020).


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Edy Can


JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengantisipasi pengurangan subsidi listrik dengan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM). PLN berencana menggunakan gas alam terkompresi (compressed natural gas/CNG) sebagai pengganti BBM saat beban listrik berada di puncak.

Kepala Divisi BBM dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki menjelaskan, ada tiga proyek CNG yang akan mulai beroperasi tahun ini. Tiga pembangkit listrik yang memakai CNG itu yakni PLTGU Grati, PLTG Jakabaring dan PLTMG Sei Gelam.

PLTGU Grati yang berada di Jawa Timur akan menggunakan CNG sebesar 15 mmscfd untuk menghasilkan listrik sebesar 300 Megawatt (MW). Sementara PLTG Jakabaring di Sumatera Selatan sebanyak 3 mmscfd menghasilkan 50 MW dan PLTMG Sei Gelam 4,5 mmscfd untuk 90 MW.

Suryadi mengatakan, PLN akan memperoleh pasokan CNG dari Lapangan Oyong sebesar 15 mmscfd untuk PLTGU Grati. Dengan memakai CNG ini, PLN mampu memangkas pemakaian BBM sebanyak 450 kiloliter per hari. "Dengan penggunaan CNG, ketiga pembangkit itu akan mengurangi pemakaian BBM 630 kiloliter per hari atau 18.900 kiloliter per bulan," kata Suryadi, Senin (19/3).

Suryadi berharap pemerintah dan pihak terkait menjamin pasokan gas ke PLN. Sebab, selama ini, dia mengatakan, pasokan gas sering menurun atau terlambat.

Direktur Utama PLN Nur Pamuji menambahkan, penggunaan gas ini akan mampu menghemat anggaran subsidi. "Kalau menggunakan BBM, biaya per Kwhnya bisa mencapai US$ 30 sen sedangkan kalau gas hanya sekitar US$ 6 sen hingga 9 sen," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×