Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) yakin peminat sepeda motor konvensional atau bertenaga bahan bakar minyak (BBM) bakal tetap tumbuh, sekalipun tahun ini pemerintah memberlakukan subsidi untuk motor listrik.
Sebagaimana yang diketahui, pemerintah resmi memberikan bantuan subsidi pembelian motor listrik sebanyak Rp 7 juta per unit mulai 20 Maret lalu. Terdapat 8 produsen motor listrik yang mendapat subsidi pada tahun ini. Subsidi pembelian tersebut menyasar 200.000 unit motor listrik pada 2023.
Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala menyampaikan, pasar motor listrik nasional sebenarnya masih kecil. Bahkan, sekalipun terdapat kebijakan bantuan subsidi, hal itu tak serta merta langsung mengangkat posisi pangsa pasar motor listrik di Indonesia.
Dia memberi contoh, tahun 2022 lalu jumlah sepeda motor yang terjual di Indonesia secara keseluruhan mencapai kisaran 5,2 juta unit. Angka ini jauh melampaui target pemberian subsidi pembelian motor listrik yang tercatat sebanyak 200.000 unit.
Baca Juga: Subsidi Mobil Listrik dan Bus Listrik akan Diluncurkan 1 April 2023
Di tengah era subsidi motor listrik, AISI tetap mempertahankan target penjualan motor nasional di kisaran 5,4 juta sampai 5,6 juta unit pada 2023. Target ini didasari oleh kondisi ekonomi Indonesia dan berakhirnya kebijakan PPKM yang membuat mobilitas masyarakat meningkat, sehingga permintaan motor baru juga ikut naik.
AISI pun pada dasarnya mendukung langkah pemerintah dalam memajukan industri motor listrik nasional. Apabila subsidi motor listrik sukses dan tepat sasaran, tidak menutup kemungkinan penjualan motor nasional secara keseluruhan bisa melebihi target awal.
"Kami tidak perlu mengubah target penjualan motor, karena tiap konsumen punya kebutuhannya masing-masing baik terhadap motor konvensional atau motor listrik. Biar konsumen saja yang memilih," ungkap dia, Selasa (21/3).
Menanggapi potensi penurunan harga motor konvensional di tengah era kebijakan subsidi motor listrik, Sigit bilang bahwa hal itu bergantung pada kebijakan masing-masing APM. Yang terang, berbekal pangsa pasar yang besar, produk motor konvensional diprediksi tetap bisa bersaing dengan motor listrik sepanjang tahun ini.
"Harga motor konvensional masih tetap kompetitif. Justru kalau harga turun semua, itu kurang baik buat industri," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News