Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) menyatakan telah menyerap modal kerja sekitar Rp 180 miliar dari total alokasi Rp 250 miliar hingga kini.
Direktur Madusari Murni, Jose G. Tan menjelaskan pemakaian capex dialirkan pada proses pembangunan proyek Multi Feedstock. Proyek ini sendiri diperkirakan sudah dapat digunakan sempurna pada semester II tahun 2022 mendatang.
"Penggunaan dana sebesar Rp 180 miliar ini fokus pada pembangunan fasilitas fermentasi dalam proyek Multi-Feedstock. Selain fermentasi, kami juga membutuhkan fasilitas destilasi hingga boiler. Sedangkan fasilitas untuk proses fermentasi yang sedang dibangun ini nantinya digunakan untuk mengolah jagung menjadi saripati," jelasnya saat paparan publik yang berlangsung virtual, Kamis (15/7).
Baca Juga: Penggunaan digital health meningkat, layanan Link Net (LINK) tumbuh hingga 40%
Ia melanjutkan, MOLI menargetkan bisa terbebas dari ketergantungan satu line bahan baku tetes gula tebu dengan pembangunan proyek Multi Feedstock ini. Multi Feedstock sendiri akan fokus pada pengolahan etanol berbahan dasar pati (statch) yang didapat dari jagung, sorgum, hingga padi.
Selain itu, pihaknya juga berharap dapat meningkatkan volume produksi etanol berbahan baku pati-patian (starch) sebanyak 80 juta liter saat Multi-Feedstock beroperasi.
Jose mengemukakan jika sepanjang 2020 pihaknya menuai lonjakan sampai 60% permintaan etanol sebab kebutuhan hand sanitizer turut meroket. Namun karena keterbatasan bahan baku, yang hanya menggunakan bahan tetes gula di Indonesia, pihaknya terpaksa lakukan ekspor bahan baku dari Pakistan.
Hal ini berujung pula pada kenaikan harga bahan baku etanol di Indonesia. MOLI sendiri memproyeksi jika harga bahan baku bisa turun 5% sampai 10% tahun ini. "Sekali lagi, proyek Multi Feedstock ini pun juga akan menjaga kualitas etanol kami yang memang dikenal terbaik di pasarnya," sambung Direktur Utama MOLI, Adikin Basirun.
Baca Juga: Pudjiadi Prestige (PUDP) menunda rencana ekspansi di tahun ini
Selain itu, pihaknya juga berencana melakukan diversifikasi dengan membuka jalan ke industri tinta. Perbedaannya tinta yang dihasilkan nantinya mengandung etanol food grade sehingga aman dan lebih multiguna.
Sedangkan ke depannya, Madusari Murni sudah mengincar pasar di negara ASEAN dan Asia untuk menjual produknya. Pihaknya mengaku sudah membuka jalan di antaranya ke Thailand, Vietnam, Taiwan, dan Jepang. Adapun porsi penjualannya akan dibagi 40% ekspor dan 60% lokal.
Dengan strategi dan rencana kerja tersebut, sayangnya MOLI tidak menetapkan target pertumbuhan pendapatan maupun laba. Sebaliknya, perusahaan yang sudah berdiri sejak 1965 ini memprediksi adanya penurunan pendapatan kurang dari 40% sampai akhir tahun 2021.
Adikin mengungkapkan pihaknya masih realistis melihat pasar ke depannya. Perkiraan ini dibayangi pula oleh harga etanol yang masih lebih mahal daripada produksi Pakistan dengan tarif nol. Hal ini, tentu akan menekan margin Perseroan.
"Hal ini disebabkan masih kepada harga bahan baku yang tidak menentu, ditambah lagi kondisi beberapa negara tujuan ekspansi yang lakukan lockdown. Maka kami rencanakan diversifikasi bahan baku dari saripati untuk hadapi ancaman regional ini. Kami juga melihat pasar akan wait and see," jelas Adikin.
Selanjutnya: Mustika Ratu (MRAT) makin gencar memperdalam pasar jamu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News