Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tendi Mahadi
Sedangkan ke depannya, Madusari Murni sudah mengincar pasar di negara ASEAN dan Asia untuk menjual produknya. Pihaknya mengaku sudah membuka jalan di antaranya ke Thailand, Vietnam, Taiwan, dan Jepang. Adapun porsi penjualannya akan dibagi 40% ekspor dan 60% lokal.
Dengan strategi dan rencana kerja tersebut, sayangnya MOLI tidak menetapkan target pertumbuhan pendapatan maupun laba. Sebaliknya, perusahaan yang sudah berdiri sejak 1965 ini memprediksi adanya penurunan pendapatan kurang dari 40% sampai akhir tahun 2021.
Adikin mengungkapkan pihaknya masih realistis melihat pasar ke depannya. Perkiraan ini dibayangi pula oleh harga etanol yang masih lebih mahal daripada produksi Pakistan dengan tarif nol. Hal ini, tentu akan menekan margin Perseroan.
"Hal ini disebabkan masih kepada harga bahan baku yang tidak menentu, ditambah lagi kondisi beberapa negara tujuan ekspansi yang lakukan lockdown. Maka kami rencanakan diversifikasi bahan baku dari saripati untuk hadapi ancaman regional ini. Kami juga melihat pasar akan wait and see," jelas Adikin.
Selanjutnya: Mustika Ratu (MRAT) makin gencar memperdalam pasar jamu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News