Reporter: Muhammad Julian | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Sunindo Adipersada menargetkan pendapatan sebesar Rp 300 miliar di tahun 2019 dan Rp 500 miliar di tahun 2020. Target tersebut akan dikejar dengan memanfaatkan perang dagang yang terjadi di antara Amerika Serikat dengan Cina.
“Ada peluang yang luar biasa besar yang mungkin belum disadari oleh sebagian perusahaan lokal,“ ujar CEO PT Sunindo Adipersada, Iwan Tjen pada Selasa (10/09).
Baca Juga: Asosiasi mainan bersama direktorat bea dan cukai adakan sosialisasi perubahan PMK
Iwan menjelaskan bahwa sebelumnya Cina memiliki penguasaan yang besar di pasar mainan Amerika Serikat. Pada tahun 2018 saja misalnya, Cina menguasai sekitar 80,9% pasar mainan di Amerika Serikat dengan nilai ekspor sebesar US$ 26,7 miliar.
Sementara itu, penjualan ekspor produk-produk mainan Indonesia ke Amerika Serikat masih terbilang kecil, yakni sebesar US$ 280 juta atau setara dengan 0,8% market share dari pasar mainan yang ada di Amerika Serikat.
Namun demikian, keberadaan fenomena perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina dinilai bisa menjadi peluang bagi eksportir produk-produk mainan yang ada di Indonesia lantaran berpotensi mengurangi penguasaan pasar yang dimiliki Cina untuk produk mainan di Amerika Seirkat.
Mengutip pemberitaan daring Reuters pada 31 Agustus 2019, Amerika Serikat memang akan memberlakukan tarif sebesar 15% terhadap produk-produk mainan impor dari Cina pada 15 Desember 2019 mendatang.
Menurut Iwan, meski baru akan dilakukan pada 15 Desember 2019, pemberlakuan tarif tersebut akan mendorong importir mainan di Amerika Serikat untuk mencari mitra impor mainan baru dari negara-negara lain sebelum tarif berlaku. Dalam hal ini, Indonesia menghadapi kompetitor eksportir mainan dari negara-negara lain seperti Meksiko, Taiwan, Vietnam, dan Kanada.
Baca Juga: Sunindo Adipersada jadi pilot project program pendampingan Kemenperin
Namun demikian, Iwan menilai bahwa eksportir mainan dari Indonesia, termasuk salah satunya PT Sunindo Adipersada memiliki keunggulan, sebab industri mainan merupakan industri yang bersifat labour intensive. Dengan demikian, Indonesia memiliki keunggulan dibanding negara-negara seperti Meksiko, Taiwan dan Kanada karena memiliki sumber daya tenaga kerja yang lebih besar.
Di sisi lain, Indonesia juga memiliki keunggulan dibanding Vietnam dalam persaingan di pasar mainan Amerika Serikat oleh karena beberapa hal. Pertama, pabrik mainan Vietnam umumnya memiliki size yang lebih kecil dibanding pabrik mainan yang ada di Indonesia.
Kedua, Indonesia juga memiliki keunggulan karena memiliki supporting industries atau industri penunjang yang lebih baik dibanding Vietnam. Terakhir, berdasarkan informasi yang diperoleh Iwan, Vietnam saat ini juga sedang berada dalam pengawasan Amerika Serikat lantaran dicurigai melakukan praktik dagang yang tidak terpuji.
Dengan adanya sejumlah alasan di atas, Iwan optimis eksportir mainan di Indonesia secara umum, dan PT Sunindo Adipersada secara khusus dapat memanfaatkan peluang yang timbul akibat adanya perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina.
Dalam memanfaatkan momentum tersebut, PT Sunindo Adipersada akan berupaya untuk meningkatkan daya saing dengan meningkatkan comparative advantage pada produk-produk mainan PT Sunindo Adipersada, di antaranya yakni dengan mendesain produk-produk mainan secara realistic.
Sebagai informasi, PT Sunindo Adipersada merupakan perusahaan mainan yang memproduksi boneka, hand puppet, dan kostum boneka. Selama ini, pendapatan PT Sunindo Adipersada memang didominasi oleh penjualan ekspor.
Penjualan secara ekspor dilakukan dengan meyasar pasar mainan di Amerika Serikat dan Kanada, negara-negara Eropa, Australia, dan negara-negara di Asia. Dalam hal ini, Amerika Serikat dan Kanada memang menjadi dua negara tujuan ekspor dengan persentase paling besar dalam penjualan ekspor PT Sunindo Adipersada, yakni sebesar 30% dari total penjualan PT Sunindo Adipersada.
Sementara itu, rincian persentase penjualan ekspor dalam total penjualan PT Sunindo Adipersada pada negara-negara tujuan ekspor lainnya antara lain; negara-negara Eropa sebesar 40% secara total, Australia sebesar 10%, dan negara-negara Asia sebesar 5% secara total.
Dengan demikian, persentase penjualan ekspor dalam total penjualan PT Sunindo Adipersada adalah sebesar 85%. Sementara itu, sebanyak 15% penjualan sisanya dilakukan secara lokal.
Sebanyak 90% dari penjualan tersebut dilakukan melalui skema original equipment manufacturer (OEM) dengan cara menjual produk-produk mainan berdasarkan pesanan klien. Produk yang telah dijual pada nantinya akan dijual kembali oleh klien yang telah melakukan pembelian terhadap produk mainan PT Sunindo Adipersada dengan menggunakan brand yang dimiliki klien.
Sementara itu, sebanyak 10% penjualan PT Sunindo Adipersada dilakukan dengan menggunakan merk sendiri dengan nama Ozco. Penjualan produk-produk Ozco dilakukan dengan bermitra dengan distributor baik di dalam negeri ataupun di luar negeri.
Beberapa distributor yang telah bermitra dengan PT Sunindo Adipersada untuk menjual produk-produk Ozco di antaranya seperti Toys Kingdom, Toys City, Bali Zoo, Transmart Carefour, Sogo, dan lain-lain.
Pada semester I 2019, penjualan PT Sunindo Adipersada sudah mencapai Rp 130 miliar. Dengan demikian, realisasi penjualan hingga semester I 2019 adalah sebesar 43,33%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News