Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajemen PT Supra Boga Lestari Tbk memasang target konservatif tahun ini. Mereka cuma menargetkan pertumbuhan pendapatan 5% atau di bawah target tahunan yang biasanya mencapai kisaran 7% hingga 8%.
Meshvara Kanjaya, Direktur Utama Supra Boga Lestari menilai target ini paling realistis dengan kondisi pasar yang ada sekarang. "Kami selalu targetkan pertumbuhan 2% hingga 3% di atas pasar. Tahun ini stagnan," katanya, (25/5).
Namun Meshvara tidak memungkiri, masalah politik dan keamanan jadi salah satu faktor berpengaruh di industri ritel. "Ada insiden di Surabaya, membuat gerai kami yang di shoping center terpengaruh dan ada penurunan traffic. Tapi gerai di perumahan tidak terpengaruh," kata Meshvara.
Supra Boga Lestari berharap tahun ini mencetak pendapatan Rp 2,3 triliun dan laba bersih Rp 40 miliar. Sedangkan, target same store growth ditargetkan naik dari 1,5% menjadi 2%.
Sebagai gambaran, pada kuartal I-2018, pendapatan Supra Boga Lestari berhasil tumbuh 8,1% dari Rp 528,86 miliar menjadi Rp 571,69 miliar. Sementara, untuk laba juga naik dari Rp 6,54 miliar menjadi Rp 9,48 miliar.
Masih positifnya bisnis industri ritel ini membuat perusahaan pengelola gerai Ranch Market dan Farmers Market terus menambah gerai baru. Mereka akan menambah, dua gerai Farmers Market dan dua gerai Ranch Market. Saat ini Supra Boga Lestari punya 34 gerai yang tersebar di Jawa dan Kalimantan.
Suryawati, Direktur Supra Boga Lestari menambahkan, untuk mendukung beberapa rencana ekspansi, perusahaan ini telah mengalokasikan belanja modal Rp 65 miliar. Dana belanja modal juga akan mereka pakai untuk pengembangan teknologi informasi, merenovasi gerai dan operasional.
Kerek penjualan
Beda dengan peritel lain yang panen raya saat Ramadan dan Lebaran, bagi Supra Boga Lestari justru berharap pada lonjakan penjualan di pengujung tahun.
Meshvara menyampaikan, setiap tahun Supra Boga Lestari memiliki tiga momentum penjualan. Selain Ramadan, mereka mengharap ada peningkatan penjualan di saat perayaan tahun baru China, Natal dan tahun baru.
Menurut Meshvara, penjualan akhir tahun biasanya mampu menopang 40% terhadap total pendapatan sepanjang tahun. Sedangkan pada momentum Imlek dan Ramadan porsi penjualannya masing-masing menopang 25% terhadap total penjualan. Tapi, dirinya menegaskan, peningkatan penjualan pada momen -momen penting ini berbeda -beda pada setiap gerainya.
Meshvara menambahkan, tren peningkatan permintaan pada saat momentum Ramadan tahun ini tidak hanya terjadi dalam seminggu ini saja. Namun, bagi perusahaan ini sudah merasakan dampak kenaikan permintaan penjualan sejak akhir bulan lalu atau menjelang Ramadan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News