kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Surya Semesta kantongi pendapatan Rp 2,5 triliun


Jumat, 21 Agustus 2015 / 15:28 WIB
Surya Semesta kantongi pendapatan Rp 2,5 triliun


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk mengumumkan kinerja keuangannya selama semester I tahun 2015. Perusahaan yang tercatat dengan kode emiten SSIA itu mengklaim, telah mencatatkan peningkatan pendapatan 15% dibandingkan tahun lalu. Jika sebelumnya hanya mengantongi pendapatan sekitar Rp 2,18 triliun, kini jumlahnya meningkat menjadi Rp 2,5 triliun.

“Laba bersih konsolidasi kami sebesar Rp 255 miliar di semester I 2015 atau 34% lebih tinggi jika dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 190 miliar,” ujar Erlin Budiman, Investor Relation PT Surya Semesta Internusa Tbk dalam keterbukaan informasi, Jumat (21/8).

Menurutnya, sektor konstruksi menjadi penyumbang pendapatan terbesar perusahaan. Dari perolehan Rp 2,5 triliun, tercatat konstruksi menyumbang 72% pendapatan atau sekitar Rp 1,79 triliun, kemudian diikuti sektor kawasan industri sekitar 16% di kisaran Rp 412 miliar, dan sisanya sektor hospitality sekitar 12% atau sebesar Rp 293 miliar.

Namun sebaliknya, dari sisi perolehan laba bersih, justru sektor properti yang menjadi penyumbang terbesar. Dari perolehan laba bersih sebesar Rp 255 miliar, properti menyumbang laba sekitar Rp 249 miliar.

Meski sektor konstruksi sudah mendatangkan pendapatan lebih besar, tetapi dari sisi perolehan laba hanya sebesar Rp 52 miliar. Johanes Suriadjaja, Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk mengatakan hal inilah yang mendasari perusahaannya lebih banyak berinvestasi di sektor kawasan industri.

“Margin kawasan industri 73% sedangkan margin bisnis konstruksi 8%,” terangnya.

Sementara untuk bisnis hotel, selama Januari-Juni perolehan laba bersihnya justru merugi sekitar Rp 6 miliar. Padahal di periode sama tahu 2014, perhotelan masih bisa mengantongi laba Rp 6 miliar. Salah satunya disebabkan karena penurunan okupansi hotel, seperti Grand Melia Hotel Jakarta dari sebelumnya mencapai 50,3% menjadi 48,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×