Reporter: Venny Suryanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) membukukan pendapatan pra-penjualan (marketing sales) lahan seluas 4 hektare (ha) rata-rata harga penjualan (ASP) US$ 130 per meter persegi. Total nilai penjualan tersebut mencapai US$ 5,2 juta atau setara Rp 7,2 miliar hingga April 2022.
Penjualan tersebut masih berasal dari Kawasan Karawang dengan target penjualan lahan industri di tahun ini yang mencapai 20 hektare dari Suryacipta City of Industry Karawang dan penjualan lahan seluas 60 hektare dari Subang Smartpolitan.
Dari penjualan tersebut, kebanyakan perusahaan yang membeli lahan itu adalah dari sektor permesinan serta sektor material bangunan atau manufaktur.
VP Head of Investor Relations Surya Semesta Internusa Erlin Budiman mengatakan secaraumum, kinerja kawasan industri hingga saat ini juga dipengaruhi oleh perekonomian global dan regional.
Baca Juga: Surya Semesta (SSIA) Meraih Kontrak Baru Konstruksi Rp 1,02 triliun per Maret 2022
“Ketangguhan ekonomi Indonesia menghadapi pandemi tentu saja menberikan sinyal positif bagi investor-investor asing yang diharapkan siap masuk ke Indonesia setelah perekonomian di negaranya mulai membaik,” jelas Erlin kepada Kontan.co.id, Rabu (1/6).
Adapun SSIA di 2022 mengalokasikan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 700 miliar.
"Sebanyak Rp 500 miliar untuk pengembangan lahan dan akuisisi lahan Subang, sisanya untuk pembangunan Edenhaus Simatupang dan Hotel capex," jelasnya.
Untuk meningkatkan penjualan lahan kawasan industri di Suryacipta City of Industry di Karawang serta Subang Smartpolitan, perseroan juga telah menyiapkan beberapa infrastruktur untuk beradaptasi dengan kebutuhan investasi manufaktur di masa depan.
Beberapa upaya yang dilakukan di tahun 2022 ini antara lain berupa penambahan fiber optic, aplikasi mobile yang terintegrasi dengan kawasan industri, pengembangan sumber energi terbarukan dengan skema finansial yang menguntungkan, dan lain-lain.
“Berbagai inovasi tersebut diharapkan dapat membuka peluang bagi investor-investor dari berbagai sektor yang memiliki kebutuhan atas kawasan yang memiliki infrastruktur canggih, tetap mempertahankan kelemahan lingkungan dan pada saat yang bersamaan memberikan pengembalian investasi yang menjanjikan,” ungkapnya.
Erlin mengatakan, saat ini harga jual lahan SSIA masih relatif sama dan belum mengalami kenaikan. Di mana harga jual yakni sekitar U$ 130 per meter persegi.
“Harga lahan kami masih relatif sama dari tahun lalu,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News