kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Swasta diharapkan semakin gencar menyokong program kendaraan bermotor listrik


Sabtu, 06 Februari 2021 / 16:40 WIB
Swasta diharapkan semakin gencar menyokong program kendaraan bermotor listrik
ILUSTRASI. Petugas melakukan pengisian listrik kendaraan bermotor jenis mobil di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PLN. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berharap pelaku usaha swasta semakin gencar untuk menyokong program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) melalui ekosistem kendaraan listrik alias Electric Vehicle (EV).

Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Wanhar, mengungkapkan bahwa percepatan implementasi program KBLBB penting untuk memperkuat ketahanan energi. Dia menyatakan bahwa KBLBB bisa mendorong kemandirian energi domestik dengan mengurangi ketergantungan terhadap impor Bahan Bakar Minyak (BBM).

Sekaligus bisa mendorong program pemerintah dalam penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29% dengan usaha sendiri, atau 41% dengan kerjasama internasional dari kondisi business as ussual pada tahun 2030.

"KBLBB selain meningkatkan efisiensi dan konservasi energi, juga membawa kontribusi besar dalam perbaikan pengelolaan lingkungan," ujar Wanhar dalam acara peluncuran SPKLU MedcoPower secara virtual, Jum'at (5/2).

Baca Juga: Melihat rencana Medco Power setelah resmi terjun ke bisnis mobil listrik

Dia mengatakan bahwa pemerintah ingin mendorong keterlibatan badan usaha swasta dalam membangun ekosistem KBLBB. Sebagai arah percepatan program KBLL dan landasan kepastian hukum, pemerintah pun telah menerbitkan Perpres No. 55 Tahun 2019.

Lalu, disusul dengan terbitnya Permen ESDM No. 13 tahun 2020 yang mengatur penyedia infrastruktur, skema bisnis, proses perizinan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), hingga tarif tenaga listriknya. 

Dengan beleid tersebut, untuk pertama kalinya pembangunan infrastruktur memang ditugaskan kepada PT PLN (Persero). Namun, setelah itu PLN bisa bekerjasama dengan badan usaha lainnya. "Sehingga tetap terbuka peluang pengembangan SPKLU dan SPBKLU oleh badan usaha lainnya selain PLN," sambung Wanhar.

Saat ini, secara total terdapat 101 unit tempat pengisian (charging station) di 73 lokasi SPKLU. Selain itu, ada 13 unit SPBKLU di 12 lokasi.

Di sisi lain, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) melalui anak usahanya yakni PT Medco Power Indonesia memulai proyek ekosistem EV. Proyek itu dimulai dengan peluncuran charging station atau SPKLU yang berlokasi di Energy Building, kawasan SCBD, Jakarta. "Hari ini (dengan SPKLU Medco) jadi bertambah, unit yang ke-102 dan lokasi ke-74," ujar Wanhar.

Dia berharap, terjunnya Medco Group ke dalam rantai bisnis ekosistem EV bisa memicu perusahaan swasta lainnya untuk turut membangun EV ekosistem di Indonesia. "Dengan dibangunnya SPKLU Medco, semoga menjadi trigger (pemicu) positif bagi para pelaku usaha lainnya untuk berkontribusi dalam penyediaan infrastruktur KBLBB, sehingga dapat mendorong percepatan nasional," harap Wanhar.

Dalam kesempatan yang sama, hal senada juga disampaikan oleh Direktur Mega Project PLN,M. Ikhsan Asaad. Perusahaan listrik plat merah itu berharap agar lebih banyak perusahaan swasta lain yang ikut berkolaborasi membangun ekosistem kendaraan listrik.

"Untuk itu kami dari PLN menyambut baik langkah Medco Power ini. Kami harapkan lebih banyak lagi perusahaan di Indonesia yang berinisiatif dan berkolaborasi dengan kami sehingga ekosistem baterai dan EV di Indonesai diharapkan lebih besar," ujar Ikhsan.

Sebab menurutnya, membangun ekosistem EV harus terintegrasi lintas sektor, baik dari sisi pemerintahan maupun swasta. "Membangun ekosistem EV tidak bisa dilakukan terpisah-pisah, sektoral. PLN sejak awal sangat percaya bahwa EV juga memerlukan dukungan regulasi. Ini lah kerja besar yang melibatkan banyak pihak," terang Ikhsan.

Sebagai informasi, hingga saat ini PLN telah membangun 32 titik SPKLU di 22 lokasi tersebar di 12 kota, serta 33 titik SPBKLU tersebar di 3 kota yaitu Banten, Bandung, dan Bali. PLN juga telah meluncurkan platform Charge-IN, sebagai sistem terintegrasi pengisian baterai tenaga listrik,  sistem pembayaran, serta penyediaan informasi titik pengisian.

Baca Juga: SKK Migas berupaya menahan laju penurunan produksi tahun ini

Ekosistem EV Medco

Direktur Utama MedcoPower Eka Satria mengungkapkan bahwa peluncuran SPKLU ini merupakan inisiatif awal dari rangkaian pengembangan EV ecosystem yang akan dibangun Medco Group. Tak berhenti di SPKLU, nantinya Medco juga akan mengembangkan bisnis EV secara end to end, dengan berkecimpung dalam rantai bisnis pengadaan mobil listrik hingga perawatannya.

"Salah satu kesulitan untuk memulai EV ecosystem banyak pertanyaan, charging station mana? mobilnya bagaimana? perawatannya? di sini kami coba menawarkan solusi end to end, menyediakan solusi one stop. Dimulai dengan pengadaan mobil, charging station, dan perawatannya," terang Eka dalam acara yang digelar secara daring, Jum'at (5/2).

Eka bilang, dalam membangun EV ecosystem ini MedcoPower juga telah bekerjasama dengan PT PLN (Persero) dan Grab Indonesia. Tak hanya di Jakarta, Medco pun akan melakukan ekspansi ke daerah lain di wilayah operasional MedcoPower, khususnya di Batam dan Bali.

Apalagi, MedcoPower juga sedang membangun pembangkit berbasis eenrgi terbarukan yakni Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bali dengan kapasitas 2 x 25 Megawatt (MW). "Kami mengambil inisiatif pertama untuk ikut dalam bisnis ini, terutama nantinya akan berfokus di daerah operasi kami," ungkap Eka.

Dalam kesempatan tersebut, Medco Group juga menandatangai nota kesepahaman kerjasama dengan Bank Mandiri serta rencana pembiayaan dengan PT Mandiri Tunas Finance. Bersamaan dengan itu, Medco Power juga menandatangani komitmen untuk mengimplementasikan ekosistem kendaraan listrik di beberapa subsidiari Medco Power di wilayah Batam.

Dalam kesempatan yang sama, Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menyampaikan bahwa pihaknya sudah meluncurkan Grab EV Ecosystem dan Grab Car Electric. 

Neneng bilang, saat ini Grab mengoperasikan lebih dari 5.000 armada kendaraan listrik berupa motor, e-skuter serta mobil. Grab pun menyampaikan komitmennya untuk menjalin kolaborasi dalam pengembangan ekosistem EV di Indonesia.

"Kami yakin melalui pendekatan ekosistem, inisiatif kendaraan listrik ini akan mampu menciptakan nilai tambah untuk perekonomian nasional sekaligus mewujudkan lingkungan yang lebih hijau," pungkas Neneng.

Selanjutnya: Outlook harga minyak membaik, simak prospek saham Medco Energi Internasional (MEDC)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×