Reporter: Mona Tobing | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perusahaan penggilingan beras swasta dituding sebagai pengacau dari sistem logistik beras nasional. Harga beras yang tinggi terjadi karena peranan swasta dalam memainkan penawaran dan permintaan di pasar. Sementara Bulog dianggap tidak mampu bersaing dengan pihak swasta dalam penyerapan gabah.
Firman Soebagyo, Anggota Komisi IV DPR menjelaskan, sejak pemerintah menyerahkan mekanisme pasar kepada pelaku dagang. Sistem tata niaga beras nasional menjadi kacau. Bulog tidak lagi berfungsi sebagai bupper stock dan pengendali harga. Sehingga membuat perusahaan swasta menguasai pasar beras nasional.
Padahal dalam UU 18 Tahun 2012 Tentang Pangan mewajibkan negara mewujudkan ketersedian, keterjangkauan dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu dan bergizi seimbang. Namun, kondisi saat ini beras telah menjadi komoditi pasar bebas.
Sementara kondisi yang terjadi di lapangan, harga beras kian mahal akibat serapan perusahaan swasta akan panen petani yang begitu tinggi. Bulog sebagai pelaksana tugasnya terkendala Instruksi Presiden (Inpres). Ketika Inpres mematok harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp 3.700 per kg untuk gabah kering panen (GKP). Lalu gabah kering giling (GKG) Rp 4.600 per kg dan harga beras Rp 7.300 per kg, Bulog jadi tidak lincah.
"Sehingga perusahaan swasta bebas beli beras diatas HPP. Padahal mereka (perusahaan swasta) beli gabah untuk stok," tandas Firman pada Rabu (27/5).
Selama ini, Bulog membeli hasil gabah petani kemudian langsung mendistribusikannya. Sementara, perusahaan bermain dalam supply dan demand dan secara bertahap pelan-pelan mengeluarkan beras saat harga tinggi. Sehingga harga beras jadi kacau. Padahal sebenarnya, dalam amanat UU 18 Tentang Pangan stock pangan tidak boleh dikuasai perusahaan swasta.
Harga beras yang tercatat dalam informasi pasar Kementerian Pertanian hari ini harga beras medium di Kupang, NTT Rp 9.000 per kg hingga Rp 10.000 per kg. Lalu harga di Gorontalo sebesar Rp 8.000 per kg hingga Rp 9.500 per kg. Kemudian harga di Pontianak sebesar Rp 9.000 per kg sampai Rp 10.500 per kg. Serta harga beras di Palangkaraya, Kalteng Rp 11.000 per kg hingga Rp 17.000 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News