kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun ini, produksi kopi Indonesia bakal turun 10%


Selasa, 10 Mei 2016 / 17:43 WIB
Tahun ini, produksi kopi Indonesia bakal turun 10%


Sumber: Bloomberg | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Produksi kopi dalam negeri kemungkinan akan turun 10 % tahun ini akibat cuaca kering karena dampak El Nino yang merusak tanaman dan tertundanya panen.

Indonesia, yang merupakan produksi kopi robusta terbesar ketiga di dunia hanya mampu panen 570.00 metrik ton biji di musim yang dimulai 1 April atau turun dari rekor 636.300 ton di tahun sebelumnya, menurut prediksi pedagang yang dikumpulkan Bloomberg.

Itu akan menjadi penurunan paling tajam sejak 2011-12, data dari AS Departemen Pertanian menunjukkan.

Suplai lebih sedikit dari Indonesia akan mempengaruhi suplai kopi robusta ke perusahaan besar seperti Nestle. Seperti diketahui cuaca kering banyak menyerang wilayah Sumatera sepanjang tahun lalu.

El Nino terburuk sejak 1997-1998 menjadi biang kekeringan di daerah penghasil kopi di wiliayah Sumatera bagian selatan.

"Kekeringan menyebabkan gagal panen di dataran rendah Sumatera, pohon-pohon layu dan kering dan berbunga telah gagal. Kami sekarang sedang menunggu panen di dataran tinggi untuk memulai pada bulan Juni atau Juli," kata Moelyono Soesilo, pembelian dan manajer pemasaran di PT Taman Delta Indonesia, Semarang, eksportir berbasis Jawa Tengah.

Asal tahu saja, Lampung, Bengkulu dan Sumatera Selatan adalah daerah penghasil kopi robusta utama di Indonesia, memproduksi sekitar 75 % produksi kopi. Biji dari daerah dikapalkan dari pelabuhan Panjang di Lampung.

Sementara, kopi jenis Arabika tumbuh sebagian besar di Sumatera Utara dan Jawa, dan menyumbang 16% dari total panen di 2014-15, data yang USDA menunjukkan.

Harga Kopi robusta naik 0,9 % menjadi US$ 1.650 per ton di ICE Futures Europe. Harga ini 7,8 % lebih tinggi tahun ini setelah merosot 20 % tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×