Reporter: Evilin Falanta | Editor: Edy Can
JAKARTA. Tahun ini, industri sarung tangan karet menargetkan produksi sebesar 11 miliar pcs. Angka ini naik 22% dari tahun lalu yang sebesar 9 miliar pcs meski terhambat pasokan gas.
Ketua Umum Asosiasi Industri Sarung Tangan Karet Indonesia (ASTA) Achmad Safiun mengatakan, peningkatan produksi ini karena permintaan dari negara tujuan ekspor melonjak. "Memang pasokan gas dari Perusahaan Gas Negara dibatasi ke setiap industri, dan industri sarung tangan karet tetap mematok produksi lebih banyak lagi dari tahun lalu," kata Safiun, Jumat (15/4).
Safiun bilang, industri berani menaikkan kapasitas produksinya karena sudah ada beberapa pabrik yang sudah mengganti bahan bakar produksinya dengan bahan bakar alternatif lainnya, seperti ampas kelapa sawit dan batubara. "Kalau industri yang tidak memiliki biaya besar ya terpaksa harus ditutup," tandasnya.
Selama ini hasil produksi sarung tangan karet hampir 98% di ekspor ke Amerika Serikat, China, Eropa, dan Malaysia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News