kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun ini REI janji bangun 30.000 unit Rusunami


Selasa, 28 Januari 2014 / 16:17 WIB
Tahun ini REI janji bangun 30.000 unit Rusunami
ILUSTRASI. Promo Festival Dapur Dekoruma


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Ketua DPP Real Estat Indonesia (REI) Eddy Hussy mengungkapkan tahun ini REI siap membangun rumah susun milik (rusunami) sebanyak 30.000 unit. Dengan anggapan satu menara rusun mampu menampung 300 unit satuan rumah susun, REI menargetkan membangun rusunami sebanyak 100 tower.

Eddy mengungkapkan bahwa target REI tersebut berlatar belakang kebutuhan masyarakat akan hunian. Ia akui, jumlahnya tidak seambisius target yang pernah dicanangkan pemerintah, yaitu 1.000 tower.

"Dulu pemerintah pernah begitu antusias ingin menyukseskan pembangunan 1.000 tower. Tujuannya apa, memberikan perumahan bagi masyarakat. Ternyata semangat itu menurun dan tidak dijalankan semua pihak dengan baik sehingga sempat terjadi tidak adanya pembangunan rusunami oleh pengembang. Pemerintah sendiri melalui BUMN juga tidak membangun itu," ujar Eddy di Jakarta, kemarin (27/1).

"Sudah empat atau lima tahun ini tidak ada yang bangun (rusunami), maka 2014 ini adalah tahun yang harus dimulai dengan rusunami," tambahnya.

Eddy melanjutkan, pembangunan rusunami memang membutuhkan political will dari pemerintah. Salah satu bentuknya adalah menyesuaikan harga rusunami karena sudah lima tahun belakangan ini pula tidak ada penyesuaian harga.

"Efeknya jelas terlihat, yaitu tidak ada pembangunan," kata Eddy. 

Ia mengaku tidak menutup mata bahwa selama ini rusunami tidak dibangun lantaran pengembang sulit memutar modalnya. Dengan harga yang dipatok pemerintah Rp 4 juta permeter persegi, lanjut Eddy, pengembang merasa kesulitan. Karena itu, REI sudah mengajukan rentang harga yang lebih "ramah" bagi pengembang.

"Harga yang kami ajukan sekitar Rp 9 juta permeter. Nanti akan dibuat sesuai untuk tiap atau per kabupaten atau kota. Jadi, sekarang harga yang saya lihat itu mulai Rp 7,3 juta sampai Rp 15 juta per meter, sementara yang disetujui oleh Menpera itu Rp 8.750.000," ujar Eddy. (Tabita Diela)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×