kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tak lagi bakar uang, kini E-commerce bisa mencatat laba


Minggu, 27 Oktober 2019 / 17:46 WIB
Tak lagi bakar uang, kini E-commerce bisa mencatat laba
ILUSTRASI. Tokopedia resmi meluncurkan fitur Tokopedia Langsung Laku yang mempermudah masyarakat dalam menjual smartphone lama.


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Transaksi e-commerce terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Berdasarkan data Bank Indonesia, nilai transaksi e-commerce sepanjang tahun lalu mencapai Rp 146 triliun atau naik 80,6% ketimbang tahun sebelumnya.

Dengan peningkatan tersebut tentu membuat para investor di belakang e-commerce tersebut bersiap mengalap untung. Pertumbuhan ini juga diharapkan pertanda peralihan era bakar uang menjadi eranya laba.

Baca Juga: Mengapa belum ada startup unicorn Indonesia yang melantai di bursa?

Tokopedia misalnya yang menargetkan akan mencapai break even point pada tahun depan. Sementara itu, untuk tahun ini gross merchandise value (GMV) diharapkan tumbuh tiga kali lipat menjadi US$ 16 miliar. 

"Di tahun ke 10 ini, Tokopedia fokus untuk terus bertransformasi menjadi super ecosystem. Sebuah infrastruktur menyeluruh yang bisa mempermudah masyarakat lewat kolaborasi dengan berbagai mitra strategis demi mewujudkan pemerataan ekonomi secara digital di Indonesia," ujar Leontinus Alpha Edison, Co-Founder Tokopedia kepada KONTAN pekan lalu.

Selain itu, dari sisi pihak penjual atau seller pada tahun ini ditargetkan mencapai 6,4 juta penjual berbading 5 juta penjual pada tahun lalu. Perusahaan juga mulai melakukan tata kelola yang lebih baik dari pembukuan laba positif sampai mendapuk ex gubernur BI menjadi Komisaris Utama Tokopedia.

"Tokopedia masih fokus untuk menjalankan visi misi kami, pemerataan ekonomi secara digital. Karena masih banyak yang harus dilakukan, masih banyak daerah di luar kota-kota besar yang harus kami jangkau," lanjutnya.

Baca Juga: Transaksi emas di Tokopedia melonjak lebih dari lima kali lipat di kuartal III 2019

Sementara itu, Bukalapak yang mengklaim sebagai unicorn Indonesia yang jumlah sahamnya secara signifikan dikuasai investor domestik ingin menjadi e-commerce unicorn pertama yang meraih BEP dalam waktu dekat.

Teddy Oetomo, Chief of Strategy Officer of Bukalapak menyatakan pihaknya ingin menjadi sustainable e-commerce atau perusahaan e-commerce yang menghasilkan keuntungan. Apalagi perusahaan juga melangkah ke tahap menghasilkan kenaikan dalam monetisasi dalam kurun 9 tahun ini.

"Kami ingin menjadi e-commerce unicorn pertama yang meraih keuntungan dan dengan pencapaian performa bisnis yang baik dan modal yang cukup, kami menargetkan untuk dapat mencapai breakeven bahkan keuntungan dalam waktu dekat," ujarnya.

Baca Juga: Mau praktis beli mobil, pakai Bukalapak saja

Sampai pertengahan 2019, gross profit perusahaan tercatat naik tiga kali lipat dibandingkan periode tahun lalu. Selain itu perusahaan juga mengurangi setengah kerugian dari pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi atau EBITDA dalam 8 bulan terakhir.

Asal tahu saja, sampai kuartal III berdasarkan riset iPrice, Tokopedia masih menjadi penguasa pasar dengan pengunjung web bulanan mencapai 65.95 juta pengunjung. Disusul Shopee dengan 55,96 juta pengunjung, Bukalapak 42,87 juta pengunjung, Lazada 27,99 juta pengunjung, dan Blibli 21,39 juta pengunjung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×