Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. CEO Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Alexander Barus mengungkapkan tidak akan lagi menambah tenant di kawasan industrinya. Saat ini lahan IMIP sudah penuh diisi oleh 40 tenant dari berbagai cluster industri.
Asal tahu saja, IMIP mengelola kawasan industri berbasis nikel yang terintegrasi dengan produk utama berupa nikel, stainless steel dan carbon steel. Industri pendukungnya terentang dari coal power plant, pabrik mangan, silikon, chrome, kapur, kokas, dan lainnya. Di sana juga tersedia fasilitas pelabuhan dan bandara.
“Kami tidak inginkan penambahan tenant lagi di IMIP sudah 4.000 hektar lahan. Kemudian untuk penambahan air bersih ini sudah sulit karena ada aturan berapa yang bisa diambil dari sungai. Selain itu karyawan sudah ada 97.000 orang, Tenaga Kerja Asing (TKA) hampir 7.000 belum lagi masyarakat semua,” jelasnya saat ditemui di Menara Kompas Gramedia, Selasa (3/10).
Baca Juga: Pendanaan dan Pasokan Energi Jadi Tantangan Besar Hilirisasi di Indonesia
Di sisi lain, lanjut Barus, pihaknya juga ingin membenahi dan meningkatkan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola atau biasa dikenal dengan terminologi ESG (Environmental, Social, and Governance) di IMIP.
Menurutnya, sejauh ini operasi IMIP sudah berjalan dengan baik dengan kehadiran 40 tenant. Kawasan industri Morowali ini juga sudah berinvestasi hampir US$ 20 miliar saat ini. Barus menegaskan, IMIP tidak akan lagi ekspansi lahan meski ada tenant baru yang ingin ke sana.
“Jadi kalau ditanya, berapa tenant ini ada yang baru mau datang. Tetapi tidak ada lahan, jadi tidak usahlah. Ke Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) saja, toh IWIP juga partner kita,” imbuhnya.
Barus mengungkapkan, saat ini kebutuhan listrik di IMIP hampir mencapai 7.000 Megawatt atau setara 7 GW. Hingga saat ini, kawasan industri tersebut masih dialiri setrum dari pembangkit batubara (PLTU) karena dinilai sebagai sumber energi yang kompetitif.
Baca Juga: Nikel Menebar Pesona, Korporasi Kakap Merangsek Bisnis Tambang dan Smelter Nikel
Dia menceritakan, sebelumnya ada pihak yang menawarkan gas sebagai alternatif sumber energi di IMIP. Namun, setelah melewati perhitungan manajemen, harga gas tidak masuk keekonomiannya. Maka itu, Barus menyatakan, IMIP akan mengkombinasikan sumber listrik dari PLTU dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 200 MWp.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News