Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Uni-Charm Indonesia Tbk terus mengawal agenda ekspansinya. Tahun ini, emiten berkode saham UCID ini berencana membeli satu mesin meningkatkan kapasitas produksi lini produk pembalut wanita sebesar 10% dari kapasitas terpasang.
Saat ini, UCID masih melakukan negosiasi dengan pihak Uni Charm Corporation Jepang selaku penjual mesin untuk menentukan harga pembelian mesin. Harapannya, mesin akan sudah dapat dikirim sehingga bisa beroperasi secara komersial pada tahun 2021 mendatang.
Baca Juga: Luncurkan produk masker, Uni-Charm (UCID) gandeng Alfamart dan Indomaret
“Sampai saat ini masih on schedule karena performa perusahaan tidak ada dampak signifikan sejauh ini, tapi kami akan pertimbangkan apabila kondisi memburuk,” kata Sekretaris Perusahaan PT Uni-Charm Indonesia Tbk, Vikry Ahmadi kepada Kontan.co.id pada Jumat (8/5).
UCID sendiri sebenarnya memiliki ragam portfolio produk. Pada segmen produk non diapers misalnya, UCID menjual beberapa lini produk seperti produk tisu bayi dan kain non-woven. Sementara pada segmen produk diapers, UCID menjual produk-produk seperti produk pembalut wanita, popok dewasa, dan popok bayi.
Namun demikian, di antara beberapa produk yang ada, lini produk pembalut wanita untuk penggunaan malam hari menjadi lini produk yang dipilih untuk ditingkatkan kapasitasnya tahun ini karena pertumbuhan penjualannya yang tinggi.
Berikutnya, langkah ini akan diikuti oleh peningkatan kapasitas produksi popok dewasa berbentuk celana sebesar 58% dari kapasitas terpasang di tahun 2021 mendatang karena alasan yang sama.
Baca Juga: Menggandeng Minimarket, Uni-Charm Indonesia (UCID) Menjual Produk Masker
Mengintip prospektus UCID yang dirilis pada 20 Desember 2019 lalu, UCID mengklaim telah mengempit pangsa pasar ritel sebesar 42,1% pada produk pembalut wanita dan 46,0% pada produk popok dewasa pada tahun 2018. Angka ini didapat dari temuan Euromonitor berdasarkan nilai pasar ritel pada tahun 2018.
Sementara ini, Vikry mengaku belum bisa memperkirakan berapa nilai investasi yang dibutuhkan untuk membiayai agenda ekspansi tersebut berikut sumber pendanaannya, sebab proses pembeliannya sendiri masih berada dalam tahap negosiasi.
Mengintip laporan keuangan tahun 2019, UCID masih mengantongi kas dan setara kas akhir tahun sebesar Rp 1,98 triliun per 31 Desember 2019 lalu. Angka ini lebih besar sekitar 74,25% dibanding kas dan setara kas awal tahun yang tercatat sebesar Rp 1,14 triliun pada tahun buku 2019.
Per tanggal 30 Juni 2019 lalu, UCID dan entitas anak perusahaan tercatat memiliki empat fasilitas produksi yang berlokasi di pulau Jawa. Kedua dari keempat fasilitas produksi tersebut berlokasi di Karawang, Jawa Barat, sementara dua sisanya terletak di Mojokerto, Jawa Timur.
Baca Juga: Berencana buyback saham, Uni-Charm (UCID) siapkan dana hingga Rp 20 miliar
Kapasitas produksi agregat dari fasilitas produksi UCID dan anak perusahaan di keempat fasilitas produksi secara agregat pada semua produk di luar segmen tisu basah dan kain non-woven adalah sekitar 8.487 juta, 8.745 juta, 8.811 juta, dan 4.406 juta unit produk per tahun.
Adapun tingkat pemanfaatan atawa utilisasi dari keempat fasilitas produksi tersebut adalah masing-masing sebesar 82%, 84%, 77%, dan 80% pada periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018, 2017, dan 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News