kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tambah produksi, Indo Bharat pacu ekspor


Rabu, 30 September 2015 / 10:49 WIB
Tambah produksi, Indo Bharat pacu ekspor


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Perusahaan hulu tekstil PT Indo Bharat Rayon segera mendapatkan tambahan kapasitas produksi. Proses pengembangan pabrik di Purwakarta, Jawa Barat, sudah rampung. Peresmian pabrik akan mereka gelar pada Oktober 2015 ini.

Pasca pengembangan kapasitas, kini pabrik Purwakarta memiliki total kapasitas produksi 210.000 ton per tahun. Pabrik tersebut memproduksi viscose staple fiber dan anhydrous sodium sulphate. Keduanya adalah bahan baku tekstil.

Hasil produksi itu tak hanya dipasarkan di dalam negeri. Indo Bharat berencana mencuil 30% hasil produksi untuk pasar ekspor. Sayangnya, perusahaan itu tak membeberkan negara tujuan ekspor. Barulah selebihnya, 70% untuk pasar dalam negeri.

Indo Bharat tak ragu menggelar ekspansi di tengah perlambatan ekonomi tahun ini. Mereka beralasan pasar Indonesia di masa mendatang masih menjanjikan. "Kami merasa Indonesia adalah negara tujuan investasi yang baik," ujar Mukul K. Agrawal, President Director PT Indo Bharat Rayon kepada wartawan usai menjumpai Menteri Perindustrian Saleh Husin, di Gedung Kementerian Perindustrian, Selasa (29/9).

Asal tahu saja, pengembangan pabrik Purwakarta menelan biaya investasi US$ 60 juta. Manajemen Indo Bharat mengungkapkan, total investasi yang mereka keluarkan selama 25 tahun berbisnis di tanah air, mencapai US$ 1 miliar. Total karyawan mereka saat ini mencapai 2.068 orang.

Dalam kesempatan yang sama, Harjanto, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian (Kemprin) bilang, Kemprin menyambut baik perluasan kapasitas pabrik Indo Bharat. Sebab, sejauh ini hanya ada dua perusahaan yang memproduksi rayon. Selain Indo Bharat, ada PT Pacific Viscose.

Karena itulah, Kemprin berupaya melindungi industri hulu tekstil. "Karena kalau kita tidak punya industri hulu seperti mereka, nanti industri garmen kita terutama yang menghasilkan benang kainĀ  dan sebagainya, bisa tergantung dengan luar," alasan Harjanto.

Selain untuk melaporkan perkembangan investasi, kebetulan kehadiran Indo Bharat ke kantor Kemprin juga dalam rangka meminta perlindungan. Perusahaan tersebut merasa mendapatkan persaingan tidak wajar dari produk murah asal China.

Produk asal Negeri Tirai Bambu bisa berharga murah karena diduga menerapkan praktik dumping. "Banyak hal yang sifatnya unfair trading barang-barang murah dari China, jadi kami harus menunjukkan keberpihakan ke pelaku industri dalam negeri," janji Harjanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×