Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) mendukung upaya perbaikan tata kelola timah nasional seiring target peningkatan kinerja bisnis perusahaan.
Direktur Pengembangan Usaha TINS Dicky Octa Zahriadi, mengatakan saat ini pihaknya berfokus pada pelaksanaan bisnis inti meliputi produksi logam timah untuk memenuhi permintaan ekspor.
"Selain itu juga kami melirik optimalisasi potensi mineral ikutan timah seperti monazite, zircon dan lainnya,” Jelas Dicky dalam Miner Conference & Exhibition 2024, dikutip dari siaran pers, Rabu (5/6).
Pada gelaran bertema The Challenge and Potential of Tin as Strategic Asset, TINS juga memaparkan tentang fokus perusahaan pada wacana hilirisasi yang telah didorong pemerintah beberapa waktu lalu.
Baca Juga: PT Timah (TINS) Yakin Kinerja Tahun Ini akan Membaik
Dicky menjelaskan, pihaknya telah memiliki downstream dari produk timah yang dilakukan anak usaha PT Timah yakni PT Timah Industri yang memproduksi tin solder, tin powder dan beberapa produk lainnya.
Dicky turut menyoroti kondisi pertimahan di Indonesia termasuk tata kelola pertambangan timah yang dinilai masih belum ideal. Menurutnya, dibutuhkan dukungan semua pihak untuk bisa memperbaiki tata kelola timah agar bisa memberikan dampak yang optimal bagi masyarakat dan negara.
“Timah menjadi salah satu komoditas yang dibutuhkan untuk berbagai perangkat elektronik. Meski bukan komponen utama tapi semuanya butuh timah. Sehingga negara harus hadir untuk mengatur timah baik dari sisi regulasi maupun kebijakan agar bisa memberikan dampak yang optimal bagi negara,” ucap Dicky.
Dicky menambahkan, Indonesia berperan penting sebagai salah satu produsen timah global, hal ini seharusnya menguatkan peran Indoenesia sebagai penentu harga timah dunia. Namun, untuk bisa mewujudkan hal ini harus dilakukan perbaikan tata kelola timah.
“PT Timah mendukung pebaikan tata kelola timah di Indonesia dan jika perlu kami siap untuk kolaborasi membentuk pilot project untuk itu, agar timah ini bisa memberikan kontribusi yang lebih optimal, beberapa waktu ini kita melihat fakta naik – turunnya harga sangat terpengaruh oleh pasokan timah Indonesia. Ini adalah fakta yang membuktikan bahwa indonesia sangat berpengaruh terhadap pasar global. Sehingga perlu ada tata kelola penambangan dari hulu ke hilir yang lebih baik,” katanya.
Dicky menegaskan Timah siap berkolaborasi dengan pelaku usaha pertambangan timah untuk menciptakan ekosistem timah yang positif sesuai peraturan, tidak merusak lingkungan dan memberikan kontribusi yang optimal bagi negara.
“Kami berkomitmen dan siap berkolaborasi dengan pelaku usaha pertimahan untuk melaksanakan proses bisnis sesuai regulasi yang berlaku dan menciptakan eksosistem timah yang positif,” tegasnya.
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Patijaya yang hadir dalam forum ini mengamini perlunya perbaikan tata kelola timah di Indonesia. Sehingga hilirasasi yang digadang-gadangkan Pemerintah dapat berjalan sesuai rencana.
“Perlu tata kelola timah yang baik, ini sudah dimulai dengan timah ditetapkan sebagai salah satu mineral strategis. Tapi yang perlu kita lakukan adalah memperbaiki timah dari hulu ke hilir agar hilirisasi bisa berjalan dengan baik,” ucapnya.
Saat in, kata Bambang perlu penanganan khusus dalam mengelola pertimahan. Setidaknya harus memenuhi tiga point penting yakni perlibatan masyarakat, penegakan aturan dan orientasi terhadap lingkungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News