Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Menyikapi turunnya harga premium dan solar, Pemerintah Kota Bekasi dan Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan Kota Bekasi menyepakati penurunan tarif angkutan kota Rp 500 untuk seluruh trayek mulai Rabu (7/1).
Penurunan tarif angkutan juga terjadi di Kota Bogor dan sudah berlaku sejak Senin. ”Setelah rapat, tarif disepakati turun Rp 500 untuk semua jurusan,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Supandi Budiman.
Supandi mengatakan, masyarakat diharapkan melapor kepada Pemerintah Kota Bekasi jika ada angkutan kota yang tak mau menurunkan tarif. Angkutan kota itu dipastikan akan diberi sanksi.
Organda Kota Bekasi akan melayangkan surat edaran penurunan tarif itu kepada pengusaha angkutan di Kota Bekasi. Terdapat sekitar 6.000 armada angkutan kota di Bekasi.
”Selasa besok surat edaran dikirim, setidaknya pada Rabu sopir angkutan kota sudah menurunkan tarif,” kata Ketua Organda Kota Bekasi Hotman Pane.
Hotman menuturkan, Organda awalnya menginginkan tarif angkutan kota tetap meskipun ada kebijakan penurunan harga BBM dari pemerintah pusat. Alasannya, harga suku cadang telanjur membubung tinggi saat pemerintah menaikkan harga BBM pada November 2014. Namun, Organda akhirnya menyepakati adanya penurunan tarif Rp 500.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, begitu ada pengumuman penurunan harga premium dan solar oleh pemerintah pusat, Pemkot Bogor dan Organda bergegas bertemu untuk membahas penurunan tarif.
Hingga Senin ini, angkutan kota di Bekasi belum menurunkan tarif. Para pengemudi mengatakan masih menunggu keputusan resmi dari Organda. Angkutan kota K11 jurusan Bantar Gebang-Terminal Bekasi, misalnya, tetap mematok tarif Rp 6.000 per penumpang untuk rute Bantar Gebang ke Terminal Bekasi maupun sebaliknya. Adapun untuk tarif jarak dekat Rp 3.500 per penumpang.
”Kalau belum ada edaran Organda, tarif masih tetap,” ujar Oscar Pasaribu (32), sopir angkutan K11, di Terminal Bekasi.
Menurut Oscar, saat harga BBM naik, tarif angkutan naik Rp 1.000 per penumpang.
Banyak komponen
Di wilayah DKI Jakarta dan Kabupaten Bogor, belum ada kebijakan penurunan tarif angkot. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Benjamin Bukit menyatakan, penentuan tarif angkutan mempertimbangkan banyak komponen. ”Bahan bakar kecil pengaruhnya pada struktur tarif sehingga tetap (tarif angkutannya). Apalagi harga BBM bakal fluktuatif,” ujarnya.
Koordinator Komunitas Suara Transjakarta David Tjahjana berharap pemerintah memanfaatkan penurunan harga BBM untuk membangun transportasi umum antara lain dengan meremajakan armada. ”Tarif bisa tetap meski harga BBM turun, tetapi kualitas armada dan pelayanan harus lebih baik,” ujarnya. (ILO/BRO/MKN)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News