kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tarif listrik tahun depan akan semakin murah


Jumat, 26 Desember 2014 / 11:20 WIB
Tarif listrik tahun depan akan semakin murah
ILUSTRASI. Foto udara sebuah kompleks perumahan baru di BSD City, Tangerang, Minggu (16/10). (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Anjloknya harga minyak dan gas (migas) di pasar dunia berimbas pada besaran tarif listrik. Pemerintah menilai, tarif listrik untuk pelanggan golongan non subsidi akan turun dari saat ini. Harga minyak WTI di NYMEX pada perdagangan Rabu (24/12) US$ 55,84 per barel untuk pengiriman Februari 2015.

Harga ini sudah anjlok dari titik tertinggi sebesar US$ 101,18 per barel pada 25 Juni 2014 lalu. Pelemahan harga minyak dunia juga menurunkan harga minyak Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) yang menjadi acuan penghitungan tarif listrik.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jarman, menyampaikan semakin murahnya harga minyak, jelas menurunkan beban produksi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Namun, faktor penyebab turunnya tarif listrik bukan karena faktor harga minyak saja. "Bauran energi di PLN semakin membaik, semakin menghemat biaya," kata Jarman, Senin (22/12).

Tahun ini, energi mix, khususnya pemakaian bahan bakar minyak (BBM), sebesar 9,7%. Pada tahun depan, penggunaan BBM hanya 8,53% dari total sumber energi PLN.Penggunaan BBM di PLN memang terus diturunkan dan diganti dengan gas atau batubara yang lebih murah.

Namun, berapa penurunan tarif listrik tahun depan, Jarman masih merahasiakannya. Yang jelas, penurunannya tidak akan terlalu besar. Mengingat, nilai tukar rupiah saat ini terdepresiasi terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Menurut Jarman, nilai tukar rupiah berkontribusi paling besar terhadap perubahan tarif listrik.

Sekadar mengingatkan, tarif listrik tahun depan memakai sistem tarif adjusment yang bisa naik turun. Dalam sistem itu, kata Jarman, "pengaruh kurs dolar AS mencapai 75%, ICP 20%, dan inflasi 5%".

KONTAN belum berhasil mendapat konfirmasi dari manajemen PLN. Namun, situs resmi PLN menyebutkan, tarif listrik non subsidi sudah turun dalam beberapa bulan terakhir.

Untuk pelanggan PLN dengan batas daya 6.600 volt ampere (VA) ke atas, tarifnya Rp 1.515,82 per kilo watt hour (kWh) pada Oktober 2014. Tarif itu turun tipis pada November menjadi Rp 1.513 ,69 per kWh dan Rp 1.496,33 per kWh pada Desember.

Namun, perubahan tarif ini tidak terjadi pada kelompok pelanggan listrik subsidi, yakni daya 450-900 VA. Soalnya, tarif listriknya sudah di bawah harga keekonomian.

Pengamat energi dari Reforminer, Pri Agung Rakhmanto mengatakan, beban pemerintah akan berkurang. Subsidi listrik tahun depan semakin kecil karena harga minyak, gas, dan batubara yang murah. Pemerintah harus lebih transparan soal tarif tahun depan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×