kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Tekanan di industri pariwisata akibat wabah virus corona menjalar ke bisnis hotel


Jumat, 17 April 2020 / 17:29 WIB
Tekanan di industri pariwisata akibat wabah virus corona menjalar ke bisnis hotel
ILUSTRASI. Petugas hotel melayani tamu di Swiss-Belhotel Rainforest, Kuta, Badung, Bali , Kamis (9/4/2020). Sejumlah hotel di Bali menawarkan berbagai program promosi seperti potongan harga untuk menginap harian serta paket menginap mingguan dan bulanan dengan harga


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menilai, wabah Corona sangat menekan industri pariwisata di Indonesia. Tak hanya itu, industri perhotelan yang berkaitan dengan pariwisata tentu juga kena getahnya.

Berdasarkan data PHRI, industri pariwisata telah mengalami kehilangan potensi pendapatan dari wisatawan sebesar US$ 4 miliar atau setara Rp 60 triliun sejak Januari sampai April tahun ini akibat pandemi Corona. Pun demikian dengan sektor hotel domestik yang kehilangan potensi penerimaan sekitar Rp 30 triliun.

Baca Juga: PHRI ajukan rekomendasi kepada pemerintah untuk selamatkan bisnis akibat wabah corona

Lebih lanjut, Badan Pusat Statistik mencatat kunjungan wisatawan mancanegara pada Januari-Februari hanya mencapai 2,16 juta orang atau turun 11,8% (yoy). Khusus di Februari, kunjungan wisatawan tersebut bahkan anjlok 28,85% secara tahunan.

Wakil Ketua Umum PHRI Maulana Yusran mengatakan, kegiatan pariwisata pada dasarnya terbagai menjadi dua yakni kunjungan bisnis (business trip) dan rekreasi. Kunjungan bisnis umumnya berperan besar terhadap industri pariwisata secara keseluruhan karena tidak terpengaruh faktor musiman.

Hal ini berbeda dengan kegiatan rekreasi yang lazimnya di Indonesia baru tampak ramai pada saat libur sekolah, libur lebaran, atau libur natal dan tahun baru. Kegiatan kunjungan bisnis juga umumnya ramai dilakukan oleh orang-orang yang tinggal di kota besar, termasuk Jakarta selaku ibukota. Lantas, semenjak pembatasan sosial diberlakukan, aktivitas kunjungan bisnis banyak yang mengalami pembatalan.

“Kalau aktivitas terkait pariwisata di ibu kota berkurang, efeknya akan terasa di kota-kota atau daerah lainnya,” kata Maulana saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (17/4).

Baca Juga: Corona hanguskan puluhan triliuan rupiah industri hotel & restoran

Kondisi ini tentu berdampak negatif bagi bisnis perhotelan yang notabene merupakan fasilitas akomodasi bagi orang-orang yang melakukan kegiatan mobilisasi seperti pariwisata. Maulana juga bilang, pendapatan dari pajak hotel dan restoran masuk dalam kategori pariwisata. Sektor pajak ini biasanya menjadi andalan bagi tiap daerah.

“Ketika bisnis hotel dan restoran turun akibat wabah Corona, pemerintah daerah bisa kehilangan pendapatan dalam jumlah besar,” tukas dia.

Turunnya jumlah pengunjung hotel akibat wabah Corona berujung pada ditutupnya sebagian hotel di Indonesia. PHRI mencatat, per 5 April lalu, terdapat 1.642 hotel yang tutup di 31 provinsi di Indonesia. Dari situ, jumlah hotel yang ditutup di Provinsi Jawa Barat mencapai 501 hotel. Kemudian disusul oleh Bali sebanyak 281 hotel dan DKI Jakarta sebanyak 100 hotel.

Meski mengalami penutupan, pihak perusahaan hotel pada dasarnya tetap harus mengeluarkan biaya rutin. Misalnya, biaya tagihan listrik, biaya tagihan air, biaya perawatan fasilitas, termasuk pembayaran gaji para karyawan. Perusahaan hotel juga tidak bisa serta merta melakukan PHK kepada karyawan meski beberapa jaringan hotel harus ditutup sementara selama wabah Corona.

Baca Juga: Turis asing jaga jarak, sektor pariwisata Indonesia kehilangan Rp 60 triliun

Maka dari itu, Maulana bilang, PHRI telah menyampaikan sejumlah rekomendasi insentif kepada pemerintah untuk menyelamatkan bisnis hotel dan juga restoran dari dampak Corona.

Ambil contoh, pembebasan pajak hotel dan restoran, pajak hiburan, dan pajak air tanah selama 12 bulan atau hingga kondisi usaha kembali pulih. Rekomendasi PHRI lainnya adalah pembebasan iuran BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan hingga akhir tahun nanti namun tanpa menghilangkan manfaat bagi pekerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×