kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.263.000   -4.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.658   20,00   0,12%
  • IDX 8.184   17,84   0,22%
  • KOMPAS100 1.144   4,60   0,40%
  • LQ45 837   0,23   0,03%
  • ISSI 284   -0,42   -0,15%
  • IDX30 441   0,53   0,12%
  • IDXHIDIV20 509   0,80   0,16%
  • IDX80 128   -0,10   -0,08%
  • IDXV30 138   -0,14   -0,10%
  • IDXQ30 140   -0,44   -0,31%

Teknologi Web3 Ini Meminimalkan Penipuan, Turunkan Biaya dan Genjot Transparansi


Kamis, 30 Oktober 2025 / 19:47 WIB
Teknologi Web3 Ini Meminimalkan Penipuan, Turunkan Biaya dan Genjot Transparansi
ILUSTRASI. Teknologi Web3 terus berkembang.


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Istilah Web3 belakangan makin sering terdengar, terutama di dunia teknologi dan keuangan digital. Secara sederhana, Web3 adalah evolusi terbaru dari internet yang memungkinkan pengguna bukan hanya mengakses dan membuat konten, tapi juga ikut memiliki sebagian dari jaringan yang mereka gunakan.

Sebagai perbandingan, jika era Web1 internet hanya berisi halaman-halaman statis untuk dibaca, dan di era Web2 kita mengenal media sosial serta aplikasi interaktif seperti Instagram atau TikTok, maka Web3 menawarkan sesuatu yang lebih: kepemilikan dan kendali. Semua data dan transaksi di Web3 berjalan di atas teknologi blockchain—jaringan terbuka yang tidak dikuasai satu pihak tertentu

Dengan konsep ini, pengguna bisa punya kendali lebih besar atas data pribadi mereka, bertransaksi tanpa perantara. Bahkan mendapatkan imbalan dari aktivitas online mereka. Meski masih dalam tahap awal, Web3 diyakini akan mengubah cara kita berinteraksi di dunia digital—dari sekadar pengguna menjadi bagian dari pemilik internet itu sendiri.

Salah satu perkembangan Web3 adalah  solusi atas salah satu tantangan terbesar di industri digital. Memastikan setiap tindakan pengguna yang dilaporkan dalam kampanye benar-benar dilakukan oleh manusia, bukan bot. Sistem yang dikembangkan.

Baca Juga: Teknologi Internet via Satelit, Telkomsel Minta Adopsinya Bertahap

Timur Tursunov, pendiri dan CEO Web3Quest.app menghubungkan langsung berbagai platform iklan seperti Telegram mini-apps dengan aplikasi atau akun media sosial milik pengiklan. Dalam hitungan detik, sistem ini dapat memverifikasi apakah pengguna benar-benar melakukan tindakan tertentu. Seperti mengikuti akun, bergabung dalam grup, atau menginstal aplikasi.

"Dengan menggunakan API terbuka dan proses otomatis lintas platform, teknologi ini meminimalkan penipuan, menurunkan biaya operasional, dan meningkatkan transparansi hasil kampanye secara signifikan," klaim Timur, dalam keterangannya, Rabu (29/10). 

Inovasi ini menjadi semakin relevan bagi pasar Indonesia, yang saat ini menempati posisi sepuluh besar pengguna Telegram terbanyak di dunia dan menjadi salah satu pusat komunitas kripto dan Web3 paling aktif di Asia. Dengan lebih dari 212 juta pengguna internet dan penetrasi digital mencapai 74,6%, Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial sekaligus rentan terhadap aktivitas digital palsu.

Laporan Business of Apps menunjukkan satu dari tiga belas instalasi aplikasi iklan global adalah penipuan. Dalam konteks ini, sistem verifikasi real-time yang dikembangkan Tursunov dapat membantu pengiklan, startup, dan proyek Web3 di Indonesia memastikan kampanye digital mereka benar-benar menjangkau pengguna nyata dan menghasilkan dampak terukur.

Sejak diluncurkan secara terbuka pada 2024, sistem verifikasi ini telah digunakan oleh berbagai pemasok trafik dan pengiklan global untuk memverifikasi jutaan interaksi pengguna setiap bulan. Hasilnya, tingkat penipuan pada kampanye di Telegram mini-apps menurun hingga 40%, sementara efisiensi anggaran iklan meningkat signifikan.

Di banyak pasar Asia, termasuk Indonesia, teknologi ini mulai dilirik oleh pelaku industri kripto dan agensi digital karena kemampuannya memberikan transparansi tanpa mengorbankan kecepatan atau skala. “Tujuan kami bukan sekadar membangun alat, tapi menciptakan standar baru untuk kepercayaan di dunia Web3,” ujar Tursunov.

Tursunov berharap inovasinya dapat mendukung pertumbuhan Web3 yang lebih inklusif, transparan, dan berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.

Selanjutnya: Metland (MTLA) Maksimalkan Aktivasi Kawasan Jelang Akhir 2025, Dorong Trafik & Tenant

Menarik Dibaca: 3 Fakta Tentang Pori-Pori Wajah, Benarkah Bisa Dihilangkan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×