Reporter: Merlinda Riska | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) semakin gesit memburu pelanggan telepon seluler (ponsel) pintar atau smartphone. Operator selular plat merah itu berhasrat menguasai 36 juta pelanggan ponsel pintar.
Hingga kuartal III-2014, perusahaan itu mengklaim telah mendekap 35,4 juta pelanggan smartphone. Capaian itu setara dengan 24,47% terhadap total 139 juta pelanggan saat ini. Porsi pelanggan ponsel pintar yang masih kecil itu lantaran 65% pelanggan Telkomsel masih menggunakan ponsel 2G atau ponsel fitur.
Meski mengincar penambahan jumlah pelanggan smartphone, Telkomsel memilih menerapkan strategi dengan cara menggenjot pelanggan data, lewat ponsel berbasis sistem operasi Android. Maklum saja, pertumbuhan pengguna ponsel Android masih sangat besar.
Ririn Widaryani, Vice President Prepaid & Broadband Marketing Telkomsel bilang, saat ini pertumbuhan pengguna Android di Telkomsel secara year on year (yoy) mencapai 300%. "Angka ini paling tinggi diantara sistem operasi lainnya," katanya (2/12).
Selain pertumbuhan tertinggi dibandingkan sistem operasi lain, rupanya kontribusi pengguna sistem operasi Android masih mendominasi. Porsinya mencapai 55%.
Nah, untuk mengejar mimpi itu, anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk itu berupaya untuk menggandeng 17 vendor ponsel berbasis Android. "Kami dorong lewat bundling dengan 17 vendor ponsel android," ujar Ririn.
Ketujuh belas vendor itu meliputi Samsung, LG, Sony, HTC, Lenovo, Acer dan Huawei. Ada juga Speedup, TiPhone Mobile, SPC, Cyrus dan Advan. Termasuk pula Mito, Evercoss, Alcatel, Nexian, dan Maxtron.
Telkomsel akan memperkenalkan program bertajuk Telkomsel Android United (TAU). Program tersebut hanya bisa digunakan oleh pelanggan yang menggunakan smartphone dari 17 vendor Android tersebut.
Tawaran program itu seperti paket data 4,5 gigabyte (GB) dengan harga Rp 30.000 per bulan. Pelanggan paket juga bisa menggunakan sejumlah aplikasi chatting tanpa memotong kuota mereka.
Patut dicatat, meski program itu bisa digunakan untuk pelanggan lawas maupun anyar, Telkomsel akan mengevaluasi program itu. Rencananya, perusahaan itu akan mengevaluasi program itu setiap tiga bulan sekali.
Manajemen perusahaan Telkomsel mengklaim tak perlu merogoh duit investasi. Kalaupun ada biaya investasi, hal itu berupa biaya promosi.
Telkomsel merancang, program bundling bersama 17 vendor Android itu juga untuk mendukung rencana mengomersialkan teknologi long term evolution (LTE) di frekuensi 900 MegaHertz (MHz) pada akhir tahun ini. Seperti diketahui, teknologi LTE baru bisa dimanfaatkan jika pengguna menggunakan smartphone.
Ririn menyatakan sat ini pertumbuhan pengguna smartphone oleh pelanggan Telkomsel sudah mencapai 70% secara tahunan. Perusahaan itu akan mempertahankan pertumbuhan sebesar itu pada tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News