kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terdampak pandemi, Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) tunda proyek perluasan daratan Ancol


Senin, 24 Agustus 2020 / 21:29 WIB
Terdampak pandemi, Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) tunda proyek perluasan daratan Ancol
ILUSTRASI. Sebuah alat berat menata pasir untuk perluasan daratan di pantai Anco. KONTAN/Muradi/17/04/2012


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) menunda proyek perluasan daratan Ancol sampai dengan pandemi covid-19 usai. Adapun, fokus pengerjaan proyek pada tahun ini hanya pada penyelesaian penataan pantai “Symphony of the Sea”.

Direktur Utama Pembangunan Jaya Ancol Teuku Sahir Syahali menjelaskan, pihaknya menunda perluasan daratan karena aliran kas perseroan masih terbebani dampak pembatasan operasional akibat pandemi. 

“Kami masih menghitung kapan akan dimulai, setelah melihat pandemi selesai baru akan kami lakukan programnya sambil menunggu izin-izin yang perlu diselesaikan,” kata Sahir saat paparan publik perseroan secara virtual, Senin (24/8).

Saat ini perseroan masih mengambil langkah efisiensi kapital dan mencoba bertahan dengan yang ada. Perseroan juga melakukan pemangkasan capital expenditure (capex) atau belanja modal di tahun 2020. PJAA memangkas capex dari yang dianggarkan Rp 758 miliar menjadi hanya Rp 178 miliar.

Baca Juga: Terdampak pandemi corona, Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) pangkas belanja modal

Pemangkasan hingga Rp 580 miliar itu harus dilakukan akibat lini bisnis utama PJAA yakni Taman Impian Jaya Ancol ditutup sejak 14 Maret 2020 hingga 19 Juni 2020 akibat Covid-19 atau sesuai dengan Instruksi Gubernur DKI Jakarta No 16 Tahun 2020 Tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi Corona. Meski sudah dibuka kembali, lini bisnis utamanya tersebut memang masih mengalami tekanan.

"Hingga Juni sudah terealisasi Rp 110 miliar yang difokuskan hanya untuk pengembangan proyek pantai Symphony Of The Sea, berupa penataan pantai dari bundaran timur hingga ereveld," katanya.

Sampai dengan akhir tahun, manajemen PJAA menyebut sebagian besar proyek yang dianggarkan pada 2020 akan ditunda dulu. Adapun fokus pengerjaan proyek saat ini hanya pada penyelesaian penataan pantai “Symphony of the Sea”.

Sahir menyampaikan, fokus pengembangan di 2020, yaitu taman pantai sekitar 51.000 meter persegi yang akan di renovasi. Ada stone area, water and sand area, dan green area. 

Adapun, perluasan daratan Ancol untuk kawasan Dunia Fantasi (Dufan) dan Taman Impian Ancol Timur telah mendapat izin dari Pemerintah DKI Jakarta lewat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.237/2020 tertanggal 24 Februari 2020. Dari izin tersebut, PJAA dapat memperluas kawasan hingga 150 hektare. Rencananya, lahan seluas 35 hektar akan digunakan untuk Dunia Fantasi dan sisanya 120 hektare untuk Taman Impian Jaya Ancol sisi Timur.

Sahir mengatakan konsep dari perluasan daratan itu ingin menjadikan Ancol sebagai brand dari Indonesia, seperti halnya taman bermain yang ada di negara-negara lain. Selain diharapkan menarik wisatawan mancanegara, Ancol nantinya juga dapat menjadi pilihan rekreasi wisatawan lokal sehingga tidak perlu jauh-jauh ke taman bermain dan rekreasi di luar negeri. “Untuk konsep perluasan daratan, bahwa kalau orang mengingat Indonesia mengingat Ancol seperti halnya brand-brand berskala internasional,” jelas Sahir. 

Perseroan juga masih berharap pada lini bisnis rekreasi untuk menopang kinerja tahun ini. Perseroan mengakui bahwa pembatasan operasional akibat pandemi telah membebani pendapatan dan menyebabkan kerugian pada semester I/2020.

Sahir mengatakan lini usaha rekreasi melalui penjualan tiket tetap menjadi unggulan emiten bersandi saham PJAA tersebut. “Ticketing baik itu Dufan, pantai Ancol, Sea World, Gelanggang Samudra, dan lainnya tetap menjadi tulang punggung kami di 2020,” kata Sahir.

Ia menyebut, bisnis perseroan termasuk yang terdampak pandemi Covid-19. Penutupan operasional tak terhindarkan dan menyebabkan jumlah pengunjung turun signifikan pada semester I/2020 dibandingkan kondisi normal.

Baca Juga: Terdampak pandemi, Pembangunan Jaya Ancol (PJAA) rugi Rp 146,28 miliar di semester I

Berdasarkan paparan perseroan, pada periode Januari—Juni 2020 tercatat total pengunjung sebanyak 3,35 juta pengunjung untuk kawasan Beach Park, Dufan, Atlantis, Sea World, dan Ocean Dream Samudra.  Jumlah ini turun sekitar 68,18% dari jumlah kunjungan periode yang sama tahun lalu sebanyak 10,53 juta pengunjung.

Adapun, operasional Taman Impian Jaya Ancol ditutup sejak Maret 2020 dan baru dibuka kembali pada 20 Juni 2020. Saat ini, Sahir menyebut pihaknya masih membatasi pengunjung sebanyak 50% dari kapasitas normal. Selain itu, pengunjung yang diizinkan masuk harus memiliki KTP berdomisili DKI Jakarta dan usia dibatasi 9 tahun ke atas.

Setelah dibuka pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi, jumlah pengunjung di Taman Impian Jaya Ancol terdata masih 10% dari jumlah pengunjung pada hari normal.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2020, operator Taman Impian Jaya Ancol ini membukukan pendapatan sebesar Rp 254,21 miliar atau turun 58,18% dari Rp 607,89 pada periode yang sama tahun lalu. Perseroan mengalami kerugian Rp 146,37 miliar pada semester I-2020, berbalik dari posisi laba Rp 71,22 miliar pada semester-I tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×