kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Terdampak virus corona, Ifishdeco (IFSH) buka peluang revisi target produksi nikel


Senin, 23 Maret 2020 / 16:37 WIB
Terdampak virus corona, Ifishdeco (IFSH) buka peluang revisi target produksi nikel
ILUSTRASI. Ilustrasi PT Ifishdeco Tbk (FISH) saat melakukan pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia 


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

Dalam catatan Kontan.co.id, IFSH mematok target produksi ore nikel sebanyak 2,3 juta di tahun ini. Dengan target tersebut, IFSH membidik produksi ore sekitar 191.000 metrik ton per bulan.

IFSH juga memproduksi produk turunan nikel berupa Nikel Pig Iron (NPI) yang diolah oleh anak usahanya, PT Bintang Smelter Indonesia (BSI). Melihat kondisi saat ini, FISH mengaku bakal kesulitan untuk memenuhi target 46.200 ton NPI hingga akhir tahun 2020. Sebab, pengerjaan fasilitas blast furnance smelter BSI terhambat virus corona.

Christo mengatakan, jika penanganan virus corona bisa diselesaikan di bulan Maret atau pada bulan April tenaga kerja dan peralatan dari China sudah bisa masuk ke Indonesia, maka pengerjaan fasilitas blast furnance ditarget rampung pada pertengahan Mei.

Baca Juga: Corona ganjal bisnis nikel, Vale Indonesia (INCO) masih melihat perkembangan situasi

Dengan begitu, pada bulan Juni BSI bisa mulai menggenjot produksi NPI. Dalam perhitungannya, NPI yang bisa dihasilkan hingga akhir Desember 2020 kemungkinan hanya akan mencapai 29.400 ton.

Penurunan produksi dan penjualan ore nikel atau pun produk turunannya di dalam negeri memang telah diungkapkan oleh Asosiasi Penambangan Nikel Indonesia (APNI) dan Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I).

Hal senada juga disampaikan oleh praktisi tambang dan smelter Arif S. Tiammar. Di tengah kondisi ini, kata Arif, penurunan kapasitas produksi menjadi konsekuensi yang sulit untuk dihindarkan. "Dengan demikian, produksi bijih nikel dan turunannya akan lebih kecil dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu," sebut Arif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×