Reporter: Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbas kenaikan kenaikan harga gandum di tengah situasi konflik antara Rusia dengan Ukraina menimpa produsen tepung terigu, tidak terkecuali PT Bungasari Flour Mills Indonesia (Bungasari).
Menyiasati hal ini, produsen tepung terigu tersebut berstrategi untuk melakukan penyesuaian harga jual produk di bulan Maret 2022 ini. Bungasari masih mengkaji berapa kenaikan harga jual yang akan perusahaan terapkan bulan ini.
“(Kenaikan harga bulan Maret) belum tahu, lihat situasi pasar,” ujar Presiden Direktur Bungasari, Budianto Wijaya saat dihubungi Kontan.co.id (1/3).
Baca Juga: Bungasari produsen terigu pertama Indonesia gunakan sumber energi terbarukan
Langkah penyesuaian harga ini bukan kali pertama bagi Bungsari. Sebelumnya, Bungasari telah beberapa kali melakukan penyesuaian harga di tahun 2021 lalu.
Asal tahu, menurut catatan Budianto, kenaikan harga gandum sejatinya telah terjadi sejak awal tahun 2021 lalu. Faktor pendorongnya kala itu antara lain ialah fenomena kekeringan di Amerika Utara dan Kanada.
Besaran kenaikan dalam penyesuaian harga yang diterapkan oleh Bungsari tahun lalu berkisar 2%-3%, kadang juga bisa 5%, terkandung situasi pasar. Penyesuaian harga ini Bungasari lakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan daya beli konsumen.
“Kita naiknya enggak bisa kencang-kencang, harus pelan-pelan,” tutur Budianto.
Baca Juga: Bungasari: Penjualan hingga kuartal III relatif tetap
Dengan penyesuaian harga yang dilakukan secara perlahan, Bungsari maupun sebagian produsen-produsen tepung terigu lainnya, kata Budianto, cukup kelimpungan dalam mengejar tren penguatan harga gandum yang cenderung bergerak cepat.