kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Terkendala Perang Rusia-Ukraina, Satelit Satria-1 Ditargetkan Meluncur Juli 2023


Kamis, 06 Oktober 2022 / 20:11 WIB
Terkendala Perang Rusia-Ukraina, Satelit Satria-1 Ditargetkan Meluncur Juli 2023
ILUSTRASI. Bakti Kominfo Dorong Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi di Kawasan 3T.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - LOMBOK. Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tetap optimistis rencana pengoperasian Satelit Republik Indonesia atau Satria 1 bisa tetap berjalan sesuai rencana.

Pasalnya, perang antara Rusia dan Ukraina yang masih belum usai telah menghambat pengembangan Satria 1 termasuk dari sisi produksi maupun pengirimannya.

Direktur Infrastruktur Bakti Bambang Noegroho mengatakan, Satelit Satria 1 direncanakan bisa meluncur pada pertengahan 2023 dan beroperasi pada akhir 2023.

"Karena ada perang Rusia-Ukraina, memang ada delay dikarenakan kita sebenarnya pesawat angkutnya menggunakan Antonov. Tapi sekarang pesawatnya rusak karena dibom," kata dia.

Baca Juga: Bakti Kominfo Targetkan 7.000 BTS di Kawasan 3T Bisa On Air pada Tahun 2024

Dengan begitu, opsi yang dimiliki saat ini adalah menggunakan jalur laut untuk pengangkutan. Namun cara ini butuh waktu sekitar tiga hingga empat minggu untuk mengirim satelit ke tempat peluncuran di Cape Canaveral, Florida.

Satelit Satria-1 sendiri saat ini dalam proses produksi oleh Thales Alenia Space Satelit yang berbasis di Prancis.

"Targetnya pada Juli 2023 sudah bisa meluncur, lalu sampai di orbit pada Desember,” kata Noegroho

Satelit ini dikembangkan dengan menggunakan teknologi high-throughput satellite (HTS) alias satelit dengan karakteristik internet berkecepatan tinggi.

Peluncuran satelit ini dilakukan untuk mendorong akses internet berkecepatan tinggi pada 150.000 titik di daerah pelosok yang tidak terjangkau kabel serat optik dalam proyek Palapa Ring.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×