Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto
Ia menjelaskan, renewable itu bukan bahan baku energi, hanya manfaatkan sinar matahari dengan teknologi. Nah, begitu volumenya besar maka investasi teknologinya pasti akan lebih murah.
Lasman menambahkan, selama delapan tahun bergelut di bisnis IPP, Terregra tengah membangun sebanyak sembilan proyek hydro yang berlokasi di Aceh dan Sumatera Utara.
Proyek-proyek tersebut di bawah kendali anak usaha PT Terregra Hydro Power (THP). Tahapan pengembangan masing-masing proyek berbeda, ada yang di tahap detail engineering design, ada yang tahapnya feasibility study final. Lalu ada yang pembebasan lahannya sudah 100 %, ada yang 70 %.
Terregra berharap sembilan proyek hydro tersebut akan beroperasi secara komersial secara bertahap hingga tahun 2023 dengan total kapasitas produksi mencapai 450 MW.
Berdasarkan jadwal commercial on date (COD), Lasman mengatakan pada 2019 dua proyek hydro akan COD dengan chapatis maksimal 30 MW, lalu 3-4 lainnya pada 2020 dan selebihnya paling cepat pada akhir 2022, sehingga tahun 2023 semuanya sudah menghasilkan revenue.
Ia optimis, ketika semua proyek beroperasi, Terregra akan mengantongi profit sebesar US$ 50 juta - US$ 60 juta. Posisi earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) berada di angka US$ 190 juta.
Adapun angka revenue diharapkan berada di level US$ 200 juta - US$ 250 juta. Hitung-hitungan itu menurutnya realistis mengingat bisnis listrik EBT tidak terikat dengan biaya operasional yang tinggi, sebab tidak butuh bahan bakar.
“Jadi target saya dengan menggunakan EBITDA, 5-6 kali saja valuasi Terregra bisa mencapai US$ 1 milliar ,” pungkas Lasman. (Sanusi)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bangun Pembangkit Listrik Berbasis EBT, Terregra Asia Investasi 1 Miliar Dolar AS,
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News