kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

TGRA: Regulasi sektor EBT perlu diperbaiki agar iklim investasi menarik


Kamis, 21 November 2019 / 17:23 WIB
TGRA: Regulasi sektor EBT perlu diperbaiki agar iklim investasi menarik
ILUSTRASI. PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA)


Reporter: Dimas Andi | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sejauh ini, implementasi energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia baru mencapai 12%, padahal pemerintah punya target mencapai 23% pada tahun 2025 nanti.

Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor EBT, PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) turut angkat bicara terkait isu pengembangan energi ramah lingkungan di tanah air.

Baca Juga: Ini penyebab Bareksa suspensi dua reksadana Narada Aset Manajemen

Finance Director TGRA Kho Sawilek menyampaikan, potensi EBT di Indonesia sebenarnya sangat besar. Hanya saja, harus diakui bahwa masih diperlukan adanya perbaikan regulasi agar iklim investasi di sektor EBT menjadi lebih menarik.

Ia berpendapat, proyek-proyek EBT memiliki sifat investasi jangka panjang. Tak ayal, dibutuhkan biaya investasi yang cenderung tinggi untuk memenuhi kebutuhan proyek tersebut.

Saat ini, TGRA masih fokus pada pengembangan EBT berupa pembangkit listrik tenaga hidro atau minihidro dan surya. Potensi sumber energi tersebut cukup besar.

Sawilek menyebut, pemerintah secara umum punya target penggunaan EBT sebanyak 23% di 2025 mendatang. Di saat yang sama, penggunaan energi hidro ditargetkan mencapai 17,9 gigawatt (GW), minihidro sebanyak 3 GW, serta panel surya sebesar 6,5 GW.

Baca Juga: Transformasi energi menuju pemanfaatan energi terbarukan demi masa depan

Saat ini, kapasitas penggunaan energi hidro baru mencapai 5,4 GW. Sementara tenaga minihidro dan panel surya masing-masing sebanyak 0,38 GW dan 0,15 GW. Ini berarti potensi pengembangan EBT di ketiga jenis sumber energi tersebut masih sangat besar terlepas dari tantangan yang ada.

“Kami melihat proyek EBT untuk kondisi terkini terutama di hidro masih sangat prospektif untuk dijalankan. Untuk tenaga surya, kami berpendapat masih perlu adanya perbaikan regulasi agar investasinya lebih menarik,” terang dia, hari ini.

Walau fokus pada pengembangan energi hidro, minihidro, dan surya, TGRA tidak menampik kemungkinan untuk mengeksplorasi sumber energi hijau lainnya yang juga potensial di Indonesia. Misalnya, energi geothermal dan bioenergi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×