Sumber: Reuters | Editor: Asnil Amri
BANGKOK. Thailand, produsen karet terbesar dunia dan tidak akan memperpanjang pembatasan ekspor karet yang berakhir pada 31 Mei nanti. Keputusan ini disampaikan oleh pejabat pemerintah Thailand hari Kamis (23/5).
Pejabat itu bilang, langkah pembatasan ekspor karet yang telah diberlakukan hanya berdampak kecil bagi harga jual karet di pasar dunia. Perlu diketahui, sebelumnya, Thailand bersama dengan Indonesia dan Malaysia menyepakati membatasi ekspor karet sebesar 300.000 ton dari Oktober 2012 lalu.
Skema yang berakhir pada bulan Maret tersebut kemudian diperpanjang oleh Thailand sampai dengan akhir Mei. "Tidak ada gunanya (membatasi ekspor karet) sebanyak itu, karena hanya berdampak sedikit di pasar karet," kata Amnuay Patise, penasihat Wakil menteri Pertanian Thailand.
Sementara itu, harga patokan harga karet di Thailand (RSS3) mencapai rekor tertinggi US4$ 6,40 per kg pada bulan Februari 2012 lalu. Sebelumnya, harga karet dunia sempat melorot sampai dengan US$ $ 2,75 per kg, tepatnya pertengahan tahun 2012 lalu.
Harga yang turun drastis itulah yang membuat Thailand membatasi ekspor karet bersama dengan Malaysia dan Indonesia. Sampai dengan April 2013, keputusan itu membuat harga karet kembali membaik sampai dengan bulan April.
Hari ini (23/5), harga patokan karet di Thailand dibanderol US$ 3,0 per kg,. "Saya pikir harga saat ini dapat diterima, dan kedua pembeli dan penjual senang. Jadi ada baiknya pemerintah membiarkan harga bergerak bebas," kata seorang pedagang karet Hat Yai.
Pedagang mengatakan, harga karet fisik diperkirakan tetap bertahan karena adanya pengaruh produksi yang rendah. "Ada musim hujan di daerah selatan, yang mengganggu penyadapan dan produksi bisa turun. Jadi harga kemungkinan ada di sekitar US$ 3,0 per," kata seorang eksportir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News