Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memperingati tiga tahun deklarasi Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA), Institute for Essential Service Reform (IESR) bersama dengan Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) dan para deklarator GNSSA mengadakan refleksi yang melibatkan pemerintah, pihak swasta, asosiasi, serta kelompok masyarakat untuk memperkuat komitmen mempercepat PLTS Atap di Indonesia.
Sebagai salah satu deklarator GNSSA, IESR mengapresiasi dampak gerakan yang berhasil mendorong pengarusutamaan PLTS Atap dalam mendukung pencapaian energi nasional, meningkatnya adopsi PLTS Atap di berbagai sektor, serta meningkatnya partisipasi pemerintah daerah.
Dalam 3 tahun sejak GNSSA diluncurkan, jumlah pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) pengguna PLTS Atap meningkat dari 268 pelanggan pada 2017 menjadi lebih dari 2.300 pelanggan pada pertengahan tahun 2020. Adapun total kapasitas PLTS Atap tersebut mencapai 11,5 megawatt (MW).
Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan, sejak awal pihaknya percaya bahwa potensi energi surya yang ada dapat menjadi prime-mover pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Energi surya juga dapat mendukung pencapaian target energi terbarukan sesuai Kebijakan Energi Nasional (KEN).
Baca Juga: Hilirisasi akan jadi kunci optimalisasi pemanfaatan hasil tambang minerba
“Hasil studi pasar untuk sektor rumah tangga, komersial, dan UMKM di beberapa kota yang dilakukan IESR pada 2018 sampai 2020 juga menunjukkan potensi pasar serta minat publik yang cukup tinggi untuk memasang PLTS Atap,” ungkap dia dalam siaran pers yang diterima Kontan, Kamis (24/9).
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Rida Mulyana yang juga menjadi salah satu deklarator GNSSA menyampaikan dukungannya untuk gerakan ini. Dia menilai, GNSSA merupakan gerakan yang positif dan akan memberikan manfaat bagi semua pihak dan mungkin juga bermanfaat bagi generasi-generasi penerus di masa mendatang.
Tujuan dari GNSSA antara lain adalah turut mendukung pencapaian target energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025. Tujuan kedua adalah lebih memperkenalkan kepada masyarakat adanya energi bersih yang bersumber dari energi terbarukan dan tidak dapat habis.
“Setelah mengenal dan memahami, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan energi terbarukan dengan cara memasang PLTS Atap di rumahnya dan/atau di tempat kerjanya,” imbuh Rida.
Tujuan ketiga yang tidak kalah penting adalah turut mendorong tumbuh kembangnya industri barang dan jasa domestik yang terkait dengan pengadaan pembangkit listrik tenaga surya.