Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara sepanjang paruh pertama tahun ini.
Emiten tambang pelat merah ini telah menyetorkan pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 839,99 miliar hingga akhir Juli 2025.
Jika ditarik ke belakang, kontribusi TINS terhadap penerimaan negara dalam lima tahun terakhir menunjukkan tren positif, dengan total setoran yang pernah mencapai puncaknya pada 2022 sebesar Rp 1,51 triliun.
Direktur Utama Timah Restu Widiyantoro mengatakan, capaian ini mencerminkan komitmen perusahaan dalam menjalankan mandat pengelolaan sumber daya alam secara bertanggung jawab.
Baca Juga: Ini Strategi PT Timah (TINS) Menjaga Bisnis Tumbuh Berkelanjutan
“Di usia ke-49 ini, semangat PT Timah tetap sama seperti sejak awal berdiri, mengelola timah untuk Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (7/8/2025).
Adapun, TINS telah mengumumkan laporan keuangan konsolidasikan untuk periode yang berakhir 30 Juni 2025. TINS melaporkan harga timah pada semester I-2025 menunjukkan tren stabilisasi setelah mengalami gejolak hebat pada awal 2025.
Selain itu, ekspor timah Indonesia memperlihatkan pemulihan signifikan yakni naik 177% dalam enam bulan pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun 2025.
Secara umum, permintaan global terhadap logam timah, khususnya dari industri elektronik seperti tin solder dan tin chemical tetap tinggi. Hal ini didorong oleh kebutuhan dari pasar Jepang dan China.
Terkait kinerja operasional perusahaan, TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 6.997 ton Sn pada semester I-2025 atau turun 32% yoy dibandingkan semester I-2024 sebesar 10.279 ton Sn.
Hal ini disebabkan oleh belum optimalnya aktivitas penambangan di darat dan laut seiring cuaca angin utara dan angin selatan, kondisi cadangan tidak menerus (spotted), dan masih terjadinya aktivitas penambangan ilegal.
Produksi logam timah TINS juga turun 29% yoy menjadi 6.870 metrik ton pada semester I-2025, dibandingkan periode sebelumnya sebesar 9.675 metrik ton.
Penjualan logam timah TINS ikut berkurang 28% yoy menjadi 5.983 metrik ton pada semester I-2025, dibandingkan periode sebelumnya sebesar 8.299 metrik ton.
Di sisi lain, harga jual rata-rata logam timah tercatat sebesar US$ 32.816 per metrik ton pada semester I-2025, tumbuh 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar US$ 30.397 per metrik ton pada semester I-2024.
Pada semester I-2025, TINS mencatatkan penjualan logam timah domestik sebesar 8% dan ekspor logam timah sebesar 92% dengan enam besar negara tujuan ekspor antara Jepang (20%), Korea Selatan (19%), Singapura (16%), Belanda (10%), Italia (5%), dan India (4%).
Dari sisi keuangan, TINS membukukan pendapatan sebesar Rp 4,22 triliun pada semester I-2025 atau turun 19% yoy dibandingkan realisasi semester I-2024 sebesar Rp 5,21 triliun seiring dengan penurunan volume penjualan logam timah. Beban pokok pendapatan TINS juga berkurang 15,6% yoy dari Rp 4 triliun pada semester I-2024 menjadi Rp 3,37 triliun pada semester I-2025.
TINS meraih laba usaha sebesar Rp 380 miliar pada semester I-2025, lebih rendah dari capaian semester I-2024 sebesar Rp 687 miliar. EBITDA TINS juga berkurang 31% yoy menjadi Rp 687 miliar pada semester I-2025, dari sebelumnya Rp 1,21 triliun.
Pada semester I-2025, TINS membukukan laba bersih sebesar Rp 300,07 miliar atau turun 30,93% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hasil ini juga mencerminkan 93% dari target laba bersih yang telah ditentukan perusahaan yaitu Rp 322,64 miliar.
Nilai aset TINS pada semester I-2025 turun 4% menjadi Rp 12,33 triliun dari Rp 12,80 triliun pada akhir 2024.
Sementara itu, posisi liabilitas TINS tercatat sebesar Rp 5,03 triliun pada semester I-2025, turun 6% dibandingkan posisi akhir 2024 sebesar Rp 5,35 triliun karena pembelian kembali seluruh medium term notes.
Posisi ekuitas TINS juga mengalami penurunan 2% dari Rp 7,45 triliun pada akhir 2024 menjadi Rp 7,29 triliun pada akhir semester I-2025 karena adanya pembagian dividen tunai tahun buku 2024 sebesar Rp 475 miliar yang telah dibayar pada Juli 2025.
Kinerja keuangan TINS mencerminkan kondisi yang sehat dan tabik. Hal ini tercermin dari sejumlah indikator penting, seperti Quick Ratio yang mencapai 63,6% yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa bergantung pada persediaan.
Current Ratio TINS yang berada di level 204,1% memberi gambaran bahwa TINS dalam kondisi keuangan yang aman untuk pemenuhan kewajiban jangka pendek.
Baca Juga: Didukung Peningkatan Harga Timah, Begini Rekomendasi Saham PT Timah Tbk (TINS)
Dari sisi struktur modal, Debt to Asset Ratio TINS tercatat sebesar 40,8% dan Debt to Equity Ratio sebesar 69,0% yang menandakan bahwa tingkat utang masih berada di dalam batas yang aman dan terkendali.
Secara keseluruhan, angka-angka ini memperlihatkan bahwa TINS berada dalam posisi keuangan yang cukup stabil untuk mendukung operasional perusahaan ke depan.
“Perusahaan terus berupaya mengoptimalkan volume produksi melalui peningkatan sumber daya dan cadangan, penambahan armada produksi dan jumlah tambang, pengamanan wilayah IUP, serta transformasi proses bisnis agar dapat mencapai target sebagaimana telah ditetapkan perusahaan,” ungkap Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Timah Fina Eliani dalam keterbukaan informasi, Kamis (31/7/2025)
TINS telah menetapkan sasaran pokok tahun 2025. Di antaranya produksi bijih timah ditargetkan mencapai 21.500 ton Sn, produksi logam timah sebesar 21.545 metrik ton, dan penjualan logam timah sebesar 19.065 metrik ton.
Untuk mencapai target tersebut, TINS fokus pada peningkatan pengelolaan cadangan dan sumber daya, kepemimpinan pasar, agresivitas produksi dan kinerja operasi, penguatan hilirisasi serta industrialisasi, transformasi proses bisnis, serta pengembangan center of excellence dan optimalisasi portofolio.
Selanjutnya: Meningkat 9,56%, Piutang Pembiayaan Syariah Mencapai Rp 29,30 Triliun pada Juni 2025
Menarik Dibaca: Metode Jalan Kaki 6-6-6 Bisa Menurunkan Berat Badan lo, Kata Ahli
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News