Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memprediksi tingkat okupansi atau keterisian kamar hotel secara nasional pada tahun 2012 akan mencapai rata-rata 70%. Adapun, tingkat hunian paling tinggi di Bali, Batam, DI Yogyakarta dan DKI Jakarta.
Tingkat okupansi ini meningkat dibandingkan tahun lalu yang secara nasional rata-rata okupansi 60% - 65%.
Ketua Umum PHRI Yanti B. Sukamdani menuturkan, dari hitung-hitungan PHRI, okupansi hotel di Bali akan mencapai rata-rata 65% - 70% tahun ini. Sementara, okupansi di Batam 60% - 67%, DI Yogyakarta 65% - 68%, dan DKI Jakarta sebesar 65% - 70%.
Angka itu, kata Yanti, adalah angka rata-rata per bulan, kecuali pada peak season. Seperti akhir tahun, tingkat okupansi akan mencapai 90% dan akan turun kembali menjadi 60% saat Januari-Februari. "Itu sudah siklus tahunan," ujarnya, Jumat (6/1).
PHRI menilai prospek perhotelan di Indonesia sangat cerah. Hanya saja, pihaknya berharap pemerintah akan lebih mendorong perkembangan industri pariwisata khususnya di sektor MICE (Meeting Incentive Conference and Exhibition) yang berdampak langsung terhadap tingkat hunian hotel.
"Sebagai perbandingan betapa pentingnya MICE, saat Sidang UNESCO di Bali lalu, hunian hotel mencapai 100% bahkan rumah-rumah penduduk pun digunakan," ujar Yanti.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif, Mari Elka memproyeksikan, pertumbuhan sektor pariwisata pada 2012 akan mencapai 7,35% dibandingkan tahun sebelumnya.
Mari menyebut, untuk mengejar target delapan juta wisata mancanegara (wisman) akan diterapkan strategi terpadu yakni menyebarluaskan slogan 'Wonderful Indonesia', melakukan penyesuaian produk pasar, mengincar segmen khusus, dan memperkuat sosialisasi kegiatan pemasaran. "Perhotelan akan menjadi salah satu andalan kita, khususnya penerapan Green Hotel," ujarnya beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News