Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) membidik produksi bijih timah sebesar 30.000 ton dalam Rencana Kerja Anggaran Biaya (RKAB) 2024. Bersamaan dengan disetujuinya RKAB 2024 tersebut, kini TINS sudah kembali melakukan ekspor timah setelah sebelumnya mengalami kendala ekspor lantaran tersandung kasus.
Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tri Winarno melaporkan telah menambah jumlah persetujuan RKAB pertambangan timah menjadi 15 badan usaha dari sebelumnya hanya 12 badan usaha.
Kapasitas produksi timah dari RKAB yang disetujui menjadi 46.444 ton untuk periode 2024-2026. Jumlah tersebut meningkat 4,41% dari tahun sebelumnya 44.481,63 ton untuk badan usaha.
"RKAB telah disetujui 15 perusahaan dengan kapasitas produksi 46.444 ton, naik sedikit dari tahun kemarin," kata Tri dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi VII DPR, Selasa (26/3).
Baca Juga: TINS Siapkan Strategi Perbaikan Kinerja, Harga Sahamnya Mulai Bergerak
Ia menambahkan. RKAB yang telah disetujui untuk 15 perusahaan telah mengambil porsi 60%-65% dari kapasitas produksi tambang secara keseluruhan di tahun 2023 di angka 74.000 ton bijih timah.
Sebagai pengingat, menurut catatan KONTAN, pada Januari 2024 lalu, emiten BUMN pertambangan logam anggota MID ID ini mengaku belum melakukan ekspor timah.
"Alhamdulillah sekarang kami sudah ekspor," kata Sekretaris Perusahaan TINS, Abdullah Umar saat dihubungi KONTAN, Selasa (26/3).
Direktur Utama TINS, Ahmad Dani Virsal mengatakan, tahun ini TINS merencanakan produksi lebih tingi dari RKAB tahun sebelumnya yang berada sekitar 26.000 ton bijih timah. Untuk tahun ini, TINS membidik 30.000 ton bijih timah dengan porsi 5%-8% untuk penjualan domestik, sisanya untuk pasar ekspor.
"Target ekspor jika dibandingkan tahun lalu tumbuh di atas 1%," kata Ahmad ketika ditemui di kompleks DPR, Rabu (26/3).
Ia menjelaskan, TINS akan berhati-hati dalam menyikap rencana akomodasi tambang masyarakat untuk dibeli TINS. Pasalnya, TINS masih menunggu izin pertambangan rakyat (IPR) dari sejumlah wilayah pertambangan rakyat (WPR) yang sudah terpetakan.
Sementara itu, TINS menyongsong tahun ini dengan sikap yang optimistis. Terbukti dengan target volumen produksi 30.000 ton tahun ini. TINS memiliki strategi untuk mengejar pertumbuhan volume dan membenahi kinerja.
TINS akan melakukan perbaikan internal dalam proses peningkatan produksi dan penambahan alat produksi, serta membuka lokasi penambangan yang baru di WIUP kelolaan.
Menurut catatan KONTAN, TINS menggelontorkan anggaran capex tahun ini sebesar Rp 800 miliar, Rp 400 miliar di antaranya untuk peremajaan alat pertambangan demi memacu produksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News